DEN HAAG- Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menyampaikan permintaan maaf atas peran negaranya dalam perbudakan pada zaman kolonialisme dan konsekuensinya yang berlanjut hingga hari ini, pada Senin (19/12).
Dalam pernyataan tersebut, Rutte mengatasnamakan negara Belanda. Dia mengungkapkannya dalam sebuah pidato yang disiarkan di seluruh negeri dari kantor arsip nasional Nationaal Archief (NA).
Baca Juga: Sindir Di Maria, Van Gaal: Dia Sedang Tidak Ingin Saya Cium
"Hari ini saya minta maaf. Selama berabad-abad negara Belanda dan perwakilannya telah membiarkan dan melakukan perbudakan dan mendapat untung darinya," tutur Rutte, dikutip dari Reuters, Selasa (20/12).
"Benar bahwa tidak seorang pun yang hidup hari ini menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan [namun] negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan luar biasa yang telah dilakukan terhadap mereka yang diperbudak dan keturunan mereka," tambahnya.
Permintaan maaf ini merupakan respons Rutte terhadap sebuah panel penasihat nasional pada 2020. Forum itu dibentuk usai pembunuhan pria kulit hitam, George Floyd, oleh kepolisian Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Tanpa Sadio Mane, Senegal ke 16 besar Piala Dunia 2022 Dampingi Belanda
Peristiwa tersebut memunculkan gerakan anti-diskriminasi besar di seluruh dunia. Dalam panel terkait, partisipasi Belanda dalam perbudakan disebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pihaknya lantas merekomendasikan agar pemerintah memberikan permintaan maaf dan reparasi pada 2021. Rutte mengatakan, pemerintahnya menerima kesimpulan panel tersebut, termasuk bahwa perbudakan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kendati demikian, Rutte mengesampingkan reparasi. Belanda justru menyiapkan dana pendidikan sebesar EUR 200 juta (Rp 3,3 triliun).
"Apa yang benar-benar hilang dari pidato ini adalah tanggung jawab dan pertanggungjawaban," tegas Ketua National Reparations Commission Suriname, Armand Zunder.
"Jika Anda menyadari bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah Anda mengatakan 'saya bertanggung jawab untuk itu', 'kami bertanggung jawab untuk itu'. Memang saya berbicara tentang reparasi," lanjut dia.ran
Editor : Redaksi