PMK Ada Lagi, Ratusan Sapi di Ponorogo Terjangkit, 1 Mati

PONOROGO (Realita)- Usai hilang sejak tiga bulan terakhir, awal Januari tahun ini virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali terditeksi di Kabupaten Ponorogo. Ini setelah ratusan sapi di wilayah ini diketahui kembali terjangkit virus ini. 

Dari data di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispertahankan) Kabupaten Ponorogo, hingga 30 Januari 2023 kemarin, sedikitnya 239 sapi ternak di Kabupaten Ponorogo terjangkit PMK. Dengan 1 Sapi mati akibat terjangkit PMK. 

Baca Juga: Setelah 5 Bulan Tutup, Pasar Hewan Lamongan Kembali Dibuka

Dimana virus ini menyebar di 12 Kecamatan. Yakni Kecamatan Balong, Bungkal, Jambon, Kauman, Mlarak, Pudak, Pulung, Sambit, Sooko, Slahung, Sawoo, Sampung. Sementara kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Bungkal dengan 60 kasus. 

" Dari 239 kasus baru PMK itu, kasus tertinggi di Kecamatan Bungkal. yang dilaporkan sapinya mati, ya di Desa Munggung Kecamatan Pulung itu," ujar Kepala Dipertahankan Kabupaten Ponorogo, Masun, Selasa (31/01/2023). 

Lebih jauh, Masun mengungkapkan pemicu gelombang dua virus PMK di Ponorogo, akibat tingginya mobilitas sapi dari luar daerah masuk ke Ponorogo, untuk memenuhi kebutuhan daging saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin. 

Baca Juga: 11 Tim Vaksinator Tancap Gas Percepat Vaksinasi PMK Tahap II

" Beberapa ternak kita identifikasi ternyata masuk dari Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Selain itu, sapi-sapi yang masuk itu belum divaksin. Sehingga masuk ke Ponorogo diduga membawa virus PMK," ungkapnya. 

Pihaknya mengaku, untuk mencegah semakin luasnya penyebaran virus PMK gelombang dua di Ponorogo, salah satunya dengan menggencarkan suntikan vaksin PMK dan Lumpy Skin Disease (LSD) virus. Dimana dari populasi sapi 92 ribu, saat ini sudah ada 82 ribu dosis vaksin yang disuntikan, mencangkup dosis 1,2 dan 3. Sementara untuk dosisi 1 sendiri baru mencapai 50 ribu.  Pun dengan penyemprotan disinfektan di kadang sapi milik peternak. Serta pengetatan penerapan biosecurity di pasar hewan.

"Ponorogo vaksin PMK dapat jatah 90 ribu dosis sedangkan vaksin LSD dapat 6 ribu dosis. Hari ini kita ambil lagi 35 ribu dosis vaksin ke Dinas Perternakan Provinsi Jatim," ujar Masun.

Baca Juga: Cegah Penyebaran PMK, Polres Batu Turunkan 5 Tim Vaksinator Terlatih

Sayang Masun mengaku, upaya ini tidak lantas mendapat respon positif dari peternak. Pasalnya, dilapangan banyak peternak yang menolak sapinya di vaksin. 

" Permasalahan utama di lapangan, pemilik peternakan menolak vaksinasi. Sehingga mempersulit vaksinator untuk menjalankan tugasnya. Kemudian area pegunungan atau medan yang ditempuh menyulitkan petugas," pungkasnya.znl

Editor : Redaksi

Berita Terbaru