Mau Lepas Perban, Perawat malah Potong Jari Bayi Usia 8 Bulan

PALEMBANG- Suparman tetap melapor ke polisi. Dia tidak puas jari bayinya disambung kembali setelah tak sengaja digunting seorang perawat.

Suparman yang kini berusia 38 tahun adalah ayah dari bayi tersebut. Si bayi masuk rumah sakit dengan gejala demam. Siapa sangka perlakuan perawat mengakibatkan jarinya terpotong. Suparman bercerita, insiden itu terjadi di RS Muhammadiyah Palembang, Sumatera Selatan. Bayinya yang baru berusia 8 bulan menjalani infus. Dalam prosesnya, infus tersebut macet. Airnya tidak mengalir. Suparman dan istrinya lalu memanggil perawat. Perawat langsung menangani dengan cara mengganti infus. Perawat tersebut berusaha melepas perban yang merekatkan selang infus. Namun, tampak kesulitan sehingga dia mengambil gunting untuk memotong perban. Diduga kurang hati-hati, gunting tersebut justru mengenai salah satu jari bayi.

Suparman menjelaskan, anaknya menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Palembang, sejak Rabu 1 Februari 2023.

Wakil Direktur SDM dan AIK RS Muhammadiyah Palembang, dr Sunardi, mengatakan pihak rumah sakit akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kelalaian perawat hingga menyebabkan insiden itu terjadi. Atas dasar itulah, mereka memutuskan untuk melaporkan peristiwa kelalaian tersebut. Meski pun pihak RS telah bertanggung jawab untuk melakukan operasi penyambungan jari. “Kami berharap laporan ini dapat segera ditindaklanjuti,” katanya.

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Haris Dinzah, mengatakan sudah menerima laporan terkait kasus tersebut, dan saat ini petugas masih mengumpulkan keterangan saksi.

Menurut wakil Direktur SDM dan Aik RS Muhammadiyah Palembang, Muksin, RS Muhammadiyah Palembang tidak tinggal diam setelah terjadi kelalaian tersebut. Pihaknya segera memanggil tim dokter untuk melakukan operasi penyambungan jari yang terpotong.

"Kita langsung melakukan tindakan operasi yang memakan waktu 1,5 jam. Melakukan penyambungan jari anak tersebut," jelas dia.
Setelah berhasil melakukan operasi, korban awalnya menggunakan layanan kelas III dipindahkan ke ruang VIP. Pihaknya pun menyiagakan tiga orang perawat dan dokter spesialis untuk memantau kondisi korban.

"Ya sudah kita pindahkan ke ruangan VIP untuk perawatan. Tiga perawat dan dokter pun memantau perkembangan terkait operasi yang kita lakukan akibat insiden itu," jelas dia.

Operasi penyambungan jari dan pemulihan dilakukan terhadap korban membutuhkan tiga hari agar korban kembali pulih. Pihak RS Muhammadiyah Palembang pun telah bersepakat menempuh jalur damai.

"Juga meminta maaf dengan keluarga korban, ibu dan bapaknya. Dan menempuh damai dengan kekeluargaan," tutup dia.

Untuk perawat yang membuat jari bayi tersebut putus yakni berinisial DA, ditegaskan pihak RS sudah dinon aktifkan sambil menunggu proses lebih lanjut.

“DA ini merupakan perawat tetap di RS Muhammadiyah, telah bertugas 18 tahun. Kami berharap proses ini nanti bisa dibicarakan secara kekeluargaan, karena ini merupakan sesuatu yang bukan disengaja tetapi lebih kepada musibah bagi karyawan kami sehingga terjadi kecelakaan tadi,” harapnya.

Sementara itu, dari tindakan perawat DA sendiri setelah kejadian tersebut, lanjut Muksin, dirinya sudah menunggu kedatangan orangtua bayi karena ingin meminta maaf, namun tidak bertemu.

“Keluarga pasien awalnya meminta ingin bertemu dengan perawat, hingga habis shalat Jumat dan permintaan sudah kami respon dengan menyanggupi untuk bertemu. Namun sampai Magrib kami menunggu kesediaan dari keluarga pasien itu untuk bertemu perawatnya, tapi tidak bertemu juga,” terang Muksin.

Bahkan diakui Muksin, dirinya sendiri juga bolak-balik mendatangi ruang VIP tempat bayi tersebut dirawat, namun ternyata bapak bayi itu tidak ada, dan kedua kalinya di datangi bapak bayi sudah tidur.

“Kemudian menunggu neneknya, tapi neneknya dak bisa hadir. Jadi belum bisa bertemu, sementara perawat itu menunggu hingga Magrib untuk meminta maaf kepada ibu dari pasien,” pungkasnya.kep Cilegon dalam

Editor : Redaksi

Berita Terbaru