JAKARTA (Realita)- Ahmad Najib Qodratullah Politisi dari PAN (Partai Amanat Nasional) sekaligus anggota Komisi XI meminta agar Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan (Menkeu) beserta jajaran untuk segera mengembalikan kepercayaan masyarakat, karena banyak muncul persoalan di bawah Kementrian Keuangan (Kemenkeu).
"Agar tingkatkan kepercayaan masyarakat, harus adanya upaya yang mampu menyelesaikan setiap problem dengan cara menjelaskan isu yang timbul dengan profesional. Saya melihat selama ini, hanya Menteri nya saja yang menjelaskan ke publik. Saya berharap, semua Dirjen juga bergerak, bagaimana menjelaskan kepada publik dengan cara netizen," ujar Najib dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR dengan Menkeu di Kompleks Parlemen,Senin (27/3).
Baca Juga: Tekan Peredaran Rokok Ilegal, Pemkot Surabaya bersama Bea Cukai Sisir Toko Kelontong
Menurutnya, timbulnya permasalahan di Kemenkeu jika diurai semuanya berawal dari medsos, kemudian berkembang yang menjadi konsumsi publik.
"Masalah ini tak hanya menyentuh pejabat Kementerian Keuangan, tapi sudah ke semua pejabat publik," ungkapnya.
Najib menjelaskan, perkembangan media sosial saat ini perlu ditangani secara serius dengan berkaca pada kejadian-kejadian yang sekarang ini.
Baca Juga: Puti Guntur Soekarno Konsisten Bangun Generasi Milenial Berlandaskan Ideologi Bangsa
"Banyak konten, hastag, yang viral tanpa mempedulikan kebenaran dari konten. Yang penting konten itu menjadi yang teratas. Contohnya, dalam beberapa waktu kebelakang, yang menjadi viral adalah hastag Dirjen Pajak, Bea Cukai, Kementerian Keuangan,” terangnya.
Oleh sebab itu, dirinya menekankan pentingnya penanganan dan pengelolaan media sosial secara profesional.
“Karena kalau sudah masuk media sosial, maka masalahnya akan menjadi bias. Tren saat ini para netizen tak hanya menyasar para pejabat tapi akun media sosial keluarga pejabat. Disitu ada anak, istri dari pejabat itu sendiri,” tandasnya.
Baca Juga: Kemenkes Tunjuk Merry Riana sebagai Duta Kesehatan Republik Indonesia
Najib juga berpesan, agar dewasa si pengguna media sosial dalam menyikapi berbagai isu yang sedang viral.
“Baru-baru ini, saya tidak tahu apakah ini oknum atau apa, tapi ia ikutan emosi. Dia tidak memahami psikologi sebagai petugas Bea Cukai, ikut mengomentari dengan bahasa yang kasar. Dan sebagai pegiat media sosial, ini adalah lahan. Jadi menurut saya, kalau memang belum bisa bermain medsos, tidak usah punya medsos,” pungkasnya.tom
Editor : Redaksi