TKW Pulang Minta Cerai, Suami di Ponorogo Ini Bongkar Rumah Mewah

PONOROGO (Realita)- Warga Desa Carangrejo Kecamatan Sampung gempar, ini setelah rumah mewah senilai Rp 400 juta di Dukuh Tamansari Desa Carangrejo dibongkar oleh pemiliknya sendiri. Diduga pembongkaran ini dipicu aksi perselingkuhan sang istri, Rabu (23/06).

Rumah mewah berlantai granit itu, dibongkar bagian atapnya oleh Agus yang merupakan suami dari Anjar seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW)  yang baru pulang 6 bulan lalu, setelah 10 tahun bekerja di Hongkong. Aksi pembongkaran atap rumah ini juga dibantu oleh puluhan pemuda setempat.

Baca Juga: TKW dari PMI Minta Agar Pemerintah Memudahkan Pengiriman Barang Paket ke Indonesia

Sekertaris Desa Carangrejo Juweni mengatakan, pembongkaran rumah pasangan suami-istri Agus dan Anjar ini, berawal dari gugatan cerai ke Pengadilan Agama (PA) Ponorogo yang dilayangkan sang istri sepulang dari Hongkong, dimana keduanya pun akhirnya bercerai.

" Jadi setelah bercerai, untuk pembagian harta gono goni didapat mufakat, kalau mas agus mau membongkar atapnya. Pemerintah Desa (Pemdes) hanya sebagai penengah saja,"ujarnya.

Baca Juga: Tipu Gelap Jual Vespa, Greddy Harnando Dituntut 1 Tahun 3 Bulan Penjara

Juweni mengaku langkah ini diambil agar tidak terjadi perselisihan dibelakang hari pasca perceraian. Kesepakatan ini pun tanpa intimidasi dari pihak lain dan merupakan kesepakatan kedua belah pihak. Hal ini dibuktikan dengan adanya surat pernyataan bermateri yang ditandatangani keduanya.

" Akhirnya disepakati, sang suami hanya mengambil kayu-kayu yang dibawanya dulu dari rumah orangtua Agus di Desa Tulung Kecamatan Sampung. Sedangkan bangunannya tidak dibongkar, karena tanah bangunan itu masih miliknya orangtua mantan istri Anjar," ungkapnya.

Baca Juga: Diduga Bermotif Cemburu, Pria Ini Tikam Mantan Istri dan Rekan Kerjanya

Disinggung terkait pemicu perceraian, Juweni mengaku tidak tahu. Lantaran Anjar tiba-tiba menggugat cerai suaminya yang diketahui berperilaku alim dan tidak aneh-aneh. Bahkan, selama sang istri di Hongkong, Aguslah yang merawat Ayah mertuanya yang sakit, sementara terkait kiriman uang sang istri selalu ditujukan kepada ibu mertuanya.

" Saat membangun rumah itu, Agus selalu mencatat dengan detail pengeluarannya. Mbak Anjar saya tanya apa masalahnya, ya cuma senyum-senyum saja. Ya kita tidak tahu permasalahan pasti rumah tangga mereka," pungkasnya.lin

Editor : Redaksi

Berita Terbaru