Pernah Jual Lukisan Seharga Rp 1 M, Seniman Djoko Pekik Wafat di Usia 86

YOGYAKARTA- Seniman lukis asal Yogyakarta, Djoko Pekik meninggal dunia pada Sabtu (12/8/2023) di usia 86 tahun.

Kabar duka ini disampaikan oleh budayawan asal Yogyakarta, Butet Kartaredjasa lewat unggahan foto yang memperlihatkan dirinya dengan Djoko Pekik di akun Instagram pribadinya, @masbutet.

Baca Juga: Bupati Kotabaru Periode 2000-2005 dan 2005- 2010, Sjachrani Tutup Usia

"SELAMAT JALAN Pak Djoko Pekik. Sumangga Gusti," tulis Butet dalam caption dalam unggahan tersebut.

Sebagai informasi, Djoko Pekik merupakan seniman yang lahir di Purwodadi pada 2 Januari 1937.

Djoko Pekik memiliki minat di dalam dunia seni lukis ketika  masuk ke Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta pada tahun 1957.

Dalam perjalanan hidupnya, dirinya juga aktif dalam komunitas seniman yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yaitu Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) dikutip dari Tribunnewswiki.

Akibatnya, dirinya pun sempat dijebloskan ke penjara akibat terafiliasi dengan PKI.

Lalu, Djoko Pekik pun dibebaskan pada tahun 1972.

Kemudian, namanya sebagai seniman lukis mulai dikenal ketika lukisannya dijadikan obyek penelitian disertasi seorang mahasiswa benama Astari Rasyid pada tahun 1980-an.

Baca Juga: Siswa SPN Kemiling Asal Nias Tewas saat Apel

Bahkan, dari disertasi ini, pada tahun 1989, Djoko Pekik dapat mengikuti pameran lukisan di Amerika Serikat.

Alhasil, karya lukisan Djoko Pekik pun selalu terjual dengan harga tinggi.

Adapun mahakarya Djoko Pekik yaitu lukisan berjudul Berburu Celeng (1998), Ledak Gogik (2004), dan Pengamen Istirahat.

Bahkan lukisan Berburu Celeng terjual hingga Rp 1 miliar.

Selain itu, lukisan Djoko Pekik lain berjudul Petruk Dadi Ratu, Semar Kursinya juga dibeli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Diduga Sering Begadang sambil Ngopi, Desainer Grafis Meninggal di Kos

Lukisan 5x2 m tersebut akan dipasang di Istana Negara yang baru di Kalimantan Timur.

Lukisan tersebut menggambarkan Petruk berjabat tangan dengan rakyat jelata yang mencintainya.

Di seberang jalan, tampak orang-orang berdasi dan berjas berdiri di depan gedung tinggi.

Sementara itu, Semar mengemudikan kereta kencana.tri

Editor : Redaksi

Berita Terbaru