TEHERAN - Iran telah mengancam akan menyerang Israel sebagai balas dendam atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu.
Namun sejauh ini tak ada tanda-tanda serangan balas dendam itu akan dimulai. Israel tidak mengaku maupun menyangkal perannya dalam pembunuhan Haniyeh.
Baca Juga: Tel Aviv Dibombardir Iran, Netanyahu Lari Ketakutan Dalam Bunker
Namun laporan Washington Post menyebut rezim Zionis telah memberitahu Washington soal pembunuhan Haniyeh setelah kejadian, yang membuat Gedung Putih marah.
Tertundanya respons Teheran terhadap Tel Aviv telah memuncukan sederet tanda tanya. Sumber intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan pembalasan militer Teheran terhadap Israel telah memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Meskipun penilaian awal memperkirakan serangan awal minggu ini, informasi terbaru mengatakan pembalasan apa pun sekarang dapat ditunda, menurut laporan Al Arabiya, Jumat (9/8/2024). Diyakini bahwa Iran menunggu hingga setelah pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) hari Rabu di Jeddah sebelum mengambil tindakan apa pun.
Baca Juga: Nggak Kaleng-Kaleng, Iran Ancam Musnahkan Israel hingga Tak Tersisa
Pejabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri-Kani telah melakukan perjalanan ke Jeddah, Arab Saudi, memimpin delegasi untuk menghadiri pertemuan luar biasa Komite Eksekutif Menteri Luar Negeri OKI. Pertemuan tersebut membahas implikasi pembunuhan Haniyeh di Teheran. Kani meminta negara-negara Muslim untuk mendukung hak Iran dalam membela diri terhadap "tindakan agresi".
Arab Saudi mendukung posisi Iran, dengan mengatakan pembunuhan itu merupakan "pelanggaran terang-terangan" terhadap kedaulatan Iran. Iran telah menyalahkan Israel dan AS atas pembunuhan Haniyeh dan telah bersumpah untuk "membalas dendam" atas darahnya, namun pembalasan itu tak kunjung dilakukan.
Pejabat Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka yakin upaya Presiden Joe Biden untuk mencegah perang di Timur Tengah "mungkin membuahkan hasil". "Dan Iran mungkin mempertimbangkan kembali rencana untuk pembalasan besar-besaran," kata pejabat tersebut, yang dikutip Washington Post.
Baca Juga: Iran Pamer Sistem Pertahanan Udara, Diklaim Bisa Cegat Pesawat Siluman Bikinan Amerika
"Respons Iran menjadi rumit karena kebingungan atas keadaan kematian Haniyeh. Teheran awalnya mengeklaim bahwa dia terbunuh oleh rudal Israel, yang menuntut respons Iran yang serupa.
Namun, para pejabat mengatakan bahwa Teheran telah menyimpulkan secara pribadi bahwa dia malah terbunuh oleh bom tersembunyi, yang mungkin memicu respons yang berbeda," lanjut laporan Washington Post.
Editor : Redaksi