JAKARTA (Realita)- Indonesia merupakan negara yang berada di jalur gempa teraktif karena dikelilingi Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga lempeng benua, yakni Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
Dengan kondisi inilah, membuat Indonesia menjadi negara yang rawan terhadap gempa. Maka dari itu, pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) sangat cocok diaplikasikan pada bangunan-bangunan di Indonesia.
Baca Juga: Konstruksi Sarang Laba-Laba Diduga Dijiplak lagi di Sumatera Barat
Dan saat ini, hak paten KSLL dan berbagai modifikasinya secara resmi dan legal dipegang PT Katama Surya Bumi.
Menurut Charmeida T selaku Vice President PT Katama, riset inovasi berkelanjutan terhadap Konstruksi Sarang Laba-Laba, dilakukan oleh DR Soelarso di UTC University's de Technologie de Compiegne Perancis.
"Sehingga saat ini KSLL bisa diaplikasikan untuk gedung sampai 20 lantai," katanya.
Maka tak heran, KSLL pun viral dan sebagai salah satu dampaknya, terjadi penjiplakan di beberapa wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Simak Jenis-jenis Microphone yang Belum Anda Tahu
Terkait hak paten KSLL, Jumat (13/9/2024), Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menolak gugatan paten yang ditujukan kepada PT Katama. Hal ini semakin menegaskan keabsahan legalitas hak paten atas KSLL yang dimiliki PT Katama.
"Jadi sekarang, siapapun yang memakai KSLL ataupun modifikasinya harus izin PT Katama," urai Charmeida di Jakarta, Sabtu (14/9/2024).
Charmeida menambahkan, PT Katama terus melakukan inovasi-inovasi hijau yang ditemukan oleh inventor sekaligus CEO, Kris Suyanto. Di antaranya, penemuan tiang pancang apung bearing floating pile dari limbah plastik yang bisa jadi solusi perbaikan tanah lunak dan gambut.
Baca Juga: PT Katama Surya Bumi MoU dengan Universitas IPB Soal Inovasi Hijau
"Kami juga punya inovasi Saluran Vertikal Sumur Dalam yang dapat mengurangi resiko banjir dan kekeringan," ungkap Charmeida.
Tak hanya itu, lanjut Charmeida, PT Katama juga aktif berpartisipasi dalam inovasi dan promosi teknologi pengelolaaan sampah yang ramah lingkungan, tuntas dan tanpa bau, yang hasilnya berupa pupuk dan pestisida organik.beb
Editor : Redaksi