AI Bikinan China, DeepSeek Picu Turunnya Saham Banyak Perusahaan AS

WASHINGTON (Realita) - Pabrikan chip asal Amerika Serikat, Nvidia, mengalami penurunan nilai kapitalisasi pasar yang signifikan pada Senin (27/1/2025).

Kapitalisasi pasar perusahaan anjlok hampir 600 miliar dollar AS (sekitar Rp 9.714 triliun), dari sekitar 3,49 triliun dollar AS menjadi 2,9 triliun dollar AS, dalam waktu hanya satu hari. Ini merupakan penurunan terbesar.

Saham perusahaan pun ikut terjun bebas, turun hingga 17 persen pada perdagangan yang sama. Harga saham Nvidia ditutup pada 118,58 dollar AS (sekitar Rp 1,9 juta) per lembar, level terendah sejak 16 Maret 2020.

Penurunan besar ini disebabkan oleh kekhawatiran investor terkait kemunculan DeepSeek, perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal China. 

DeepSeek baru saja merilis model AI open-source yang diklaim dikembangkan hanya dalam waktu dua bulan dengan biaya rendah.

AI ini dikembangkan menggunakan chip Nvidia H800 yang lebih murah dan lebih rendah kapasitasnya dibandingkan chip Nvidia H100 yang banyak dipakai untuk pengembangan model AI seperti OpenAI, Google, dan Meta.

Peluncuran model AI tersebut memicu kecemasan di kalangan investor, yang khawatir bahwa teknologi ini dapat menurunkan permintaan terhadap chip AI yang selama ini menjadi andalan Nvidia.

Meskipun demikian, analis dari perusahaan konsultan keuangan Cantor menilai kekhawatiran tersebut tidak beralasan, dengan menyatakan bahwa industri AI justru akan semakin membutuhkan komputasi yang lebih besar.

Tidak hanya Nvidia yang merasakan dampaknya. Perusahaan chip lain, seperti Broadcom, juga mengalami penurunan kapitalisasi pasar sebesar 17 persen, turun 200 miliar dollar AS.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan data center yang menggunakan GPU Nvidia, seperti Dell, HP Enterprise, dan Super Micro Computer, tercatat mengalami penurunan sekitar 5,8 persen. Oracle juga turut merasakan penurunan signifikan sebesar 14 persen.

Kendati demikian, penurunan nilai kapitalisasi pasar Nvidia kali ini tercatat dua kali lebih besar dibanding sebelumnya. Penurunan paling tajam sebelumnya terjadi pada September 2024, sebesar 279 miliar dollar AS (sekitar Rp 4.516 triliun).

Fenomena serupa sebelumnya juga terjadi pada beberapa perusahaan teknologi besar, termasuk Meta yang kehilangan kapitalisasi pasar sebesar 232 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.755 triliun) pada 2022, serta Apple pada tahun 2020 yang anjlok sebesar 182 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.945 triliun), dihimpun KompasTekno dari CNBC, Selasa (28/1/2025).

Menyusul harga sahamnya yang ambles, kekayaan CEO sekaligus pendiri Nvidia, Jensen Huang juga anjlok sebesar 20,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 336 triliun).

Jumlah kekayaan Huang kini 103,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.678 triliun), dari sebelumnya 124,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.012 triliun). Posisinya di daftar orang terkaya dunia versi Forbes juga merosot, dari peringkat ke 10 menjadi peringkat 17, dilansir Forbes. pas

 

 

Editor : Redaksi

Berita Terbaru