Demo Protes Banjir, Mahasiswa Sebut 'Badut' hingga Lontarkan Kata 'Dancok'

LAMONGAN (Realita)- Menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor PU. Sumber Daya Air (SDA), di jalan  Ki. Sarmidi Mangun Sarkoro, Kabupaten Lamongan, puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Darul Ulum (Unisda), menyampaikan sejumlah tuntutan terkait penanggulangan banjir di Kabupaten Lamongan, khususnya di kawasan bengawan jero, Senin (15/11/2021).

Aksi mahasiswa dimulai dengan berjalan kaki dari arah Aloon-aloon Lamongan menuju kantor PU. SDA, dengan membawa sejumlah spanduk bertuliskan tuntutan. Hingga dilokasi, para pengunjuk rasa ditemui oleh Kepala PU. SDA Kabupaten Lamongan, Muhammad Jufri, beserta sejumlah jajarannya dan dijaga oleh aparat kepolisian dan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP).

Baca Juga: Banjir di Lamongan Meluas Hingga Merendam 4 Kecamatan

Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan sejumlah persoalan yang masih terjadi di wilayah bengawan jero, diantaranya terkait banjir dan pemfungsian rawa dan waduk yang banyak dialih fungsikan sebagai lahan pertanian. Mahasiswa juga sempat menghujani pihak PU. SDA dengan sejumlah pertanyaan terkait kinerja yang sudah dilakukan. Hingga salah satu orator sempat menyebut pihak PU. SDA dengan sebutan "Badut" dan melontarkan kata kurang pantas.

"Kita semua sudah mendengar penjelasan badut-badut ini," kata salah satu orator aksi di depan para pengunjuk rasa dan jajaran PU. SDA, serta puluhan anggota Kepolisian dan Satpol PP yang berjaga di depan pintu gerbang kantor PU. SDA Lamongan. Senin (15/11/2021).

"Sarirejo (nama desa/ kecamatan di Lamongan) yang kemarin gak banjir, sekarang banjir. D*ncok!!," 

Menanggapi tuntutan tersebut, Kepala PU. SDA Lamongan, Muhammad Jufri, menjelaskan jika pihaknya hingga saat ini masih terus berupaya dengan melakukan normalisasi waduk dan perbaikan jaringan irigasi hingga melakukan pembersihan saluran-saluran dan pintu-pintu air di berbagai wilayah di Lamongan. Bahkan dirinya mengklaim jika kondisi air kali di wilayah bengawan jero saat ini, mengalir lancar.

Baca Juga: 180.000 Mahasiswa Hadiri Novo Club Batch 3 Gelaran ParagonCorp

"Memang kemarin curah hujannya sangat tinggi dan cuacanya ekstrem. Dan itu tidak hanya terjadi di Lamongan saja, tapi juga di beberapa daerah lainnya. Maka karena curah hujan yang tinggi, hingga menjadikan genangan yang terjadi 2 sampai 3 hari, dan saat ini selesai. Bahkan di bengawan jero airnya juga mengalir lancar sampai jauh," lanjutnya.

Sementara terkait ketersediaan anggaran, Jufri menjelaskan jika belum bisa di alokasikan sepenuhnya untuk normalisasi waduk, lantaran juga harus terbagi untuk perbaikan jaringan irigasi pertanian. 

"Anggarannya ada sekitar 30 miliyaran. Tapi tidak bisa digunakan 100% untuk waduk saja. Tapi juga untuk perbaikan jaringan irigasi pertanian. Dan saat ini masih berjalan sampai akhir tahun anggaran. Karena jaringan-jaringan irigasi ini juga harus diperbaiki agar aliran airnya lancar," pungkasnya.

Baca Juga: Pemkot Fokus Tangani Banjir di Surabaya Barat, Kebut Pembangunan Tanggul hingga Keruk Saluran

Jufri menambahkan jika persoalan banjir juga menjadi tanggungjawab bersama dengan masyarakat, terutama dalam hal kesadaran membuang sampah.

Aksi unjuk rasa siang itu dengan penjagaan puluhan anggota kepolisiaan dari Polres Lamongan dan satpol pp hingga aksi selesai dan mahasiswa membubarkan diri dengan tertib.def

Editor : Redaksi

Berita Terbaru