Di Kedalaman 700 Meter, Kapal Bisa Pecah

DENPASAR- Tim penyelamat hingga kini masih berjuang melakukan operasi pencarian KRI Nanggala 402 yang hilang di Bali. Pencarian KRI Nanggala terus dikebut kendati perkiraan cadangan oksigen di dalamnya sudah habis.

Ya, jika kapal selam itu masih utuh, para pejabat di Indonesia mengatakan cadangan oksigen hanya akan cukup bertahan hingga Sabtu fajar, sekira pukul 03.00.

Baca Juga: Kapolres Berbagai Wilayah di Jawa Timur, Peduli Keluarga Korban KRI Nanggala 402

Walau begitu, semua pihak tetap bertekad untuk menemukan kapal selam Angkatan Laut Indonesia yang hilang bersama 53 awak. Kini memang tinggal keajaiban saja dapat menemukan 53 awak dengan selamat.

Sementara itu TNI AL berkeyakinan KRI Nanggala 402 tenggelam hingga kedalaman 600-700 meter (2.000-2.300 kaki). Angka itu jauh dari perkiraan dan batas kemampuan meluncur dari Nanggala.

 

Ahn Guk-hyeon, seorang pejabat dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Korea Selatan, yang membongkar kapal tersebut pada 2009-2012, mengatakan kapal selam Nanggala 402 itu akan runtuh jika masuk lebih dalam dari sekitar 200 meter (655 kaki) karena tekanan air.

 

Dia mengatakan, pada waktu overhaul, perusahaannya meningkatkan banyak struktur dan sistem internal pada KRI Nanggala 402. Akan tetapi, mereka tidak memiliki informasi terbaru tentang kondisi kapal tersebut saat ini.

 

Sementara itu, sekretaris dari Submarine Institute of Australia, Frank Owen, juga mengatakan kapal selam itu tenggelam di kedalaman yang terlalu dalam. Ini tentu sangat susah untuk dijangkau oleh tim penyelamat.

 

 

“Sebagian besar sistem penyelamatan benar-benar hanya setinggi sekitar 600 meter (1.970 kaki),” katanya dikutip AP.

 

Sebenarnya kemungkinan manusia untuk selamat dari tekanan air di kedalaman 700 meter bisa saja terjadi. Tetapi semua tergantung dari desain kapal selam, struktur, sampai pada sistem yang mendukung.

 

Baca Juga: Bank Mandiri Kucurkan Bantuan Pada Keluarga KRI Nanggala 402 Rp3,7 Miliar

Owen yang ikut mengembangkan sistem penyelamatan kapal selam Australia itu bilang, di KRI Nanggala 402, tidak dilengkapi dengan kursi penyelamat di sekitar pintu keluar yang dirancang untuk penyelamatan bawah air.

 

Dia juga sudah tahu bagaimana kiranya struktur kekuatan dari KRI Nanggala 402 itu.

 

Senada disampaikan seorang ahli pertahanan Indonesia yang mengatakan awak kapal tersebut bisa saja dapat ditemukan hidup-hidup.

 

“Namun jika kapal selam berada di palung laut sepanjang 700 meter, mereka akan sulit bertahan karena tekanan bawah air akan menyebabkan keretakan dan pecahnya lambung baja,” kata Connie Rahakundini Bakrie.

 

Baca Juga: Sosok Kls Isy Dika, ABK Nanggala-402 yang Tenggelam, di Mata Kekasihnya

Ramai-ramai berburu Nanggala 402

Dari data yang dihimpun, helikopter pencari dan kapal hingga kini banyak sekali terus merapat ke laut Bali, di mana titik inilah terakhir KRI Nanggala 402 hilang kontak. Ketika itu, KRI Nanggala yang berusia 44 tahun ini, pada hari Rabu lalu tengah bersiap melakukan latihan tembak torpedo.

 

“Sejauh ini kami belum menemukannya. Tetapi dengan peralatan yang tersedia kami dapat menemukan lokasinya,” kata Achmad Riad, juru bicara militer Indonesia.

 

Sementara itu, seorang pilot angkatan udara Indonesia mengatakan pihaknya membawa enam ton peralatan yang telah diterbangkan ke pangkalan untuk membantu pencarian, termasuk turut dibawa pula balon bawah air untuk membantu mengangkat kapal ketika nantinya sudah ditemukan.

TNI AL sendiri hingga kini menyatakan masih terus menyelidiki apakah kapal selam itu kehilangan daya selama menyelam dan tidak dapat melakukan prosedur darurat saat turun ke kedalaman 600-700 meter.

Sebuah objek dengan “gaya magnet tinggi” sebenarnya telah terlihat “mengambang” di kedalaman 50-100 meter. Hal itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Yudo Margono. Ini merupakan informasi baru setelah sebelumnya telah menemukan tumpahan minyak di dekat lokasi terakhir kapal selam berada.hp

Editor : Redaksi

Berita Terbaru