Presiden Rusia: Hina Nabi Muhammad Langgar Kenbebasan Beragama

MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan kritik kepada penghina Nabi Muhammad. Dia menyebut menghina nabi pelanggaran kebebasan beragama.

Dilansir dari Kantor Berita Rusia, TASS, Minggu (26/12/2021), hal ini disampaikan Putin dalam konferensi pers tahunannya pada Kamis. Putin menyebut penghinaan Nabi Muhammad tidak dihitung sebagai kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Putin Kasih 2 Syarat untuk Gencatan Senjata, Ukraina Langsung Tegas Menolak

Putin mengatakan, penghinaan terhadap nabi adalah 'Pelanggaran kebebasan beragama dan pelanggaran perasaan suci orang-orang yang mengaku Islam'.

Putin juga mengkritik penerbitan sketsa Nabi Muhammad di majalah Prancis, Charlie Hebdo pada September lalu, menyebut tindakan semacam itu bisa membangkitkan pembalasan dari kelompok ekstremis.

Memuji kebebasan artistik secara umum, Putin mengatakan itu ada batasnya dan tidak boleh melanggar kebebasan lain.

Dia mengatakan Rusia telah berkembang sebagai negara multi-etnis dan multi-pengakuan. Sehingga orang Rusia, katanya, terbiasa menghormati tradisi satu sama lain.

Baca Juga: Putin Ancam AS dan Negara Barat Perang Nuklir

Sebelumnya, pada 2020 lalu, Putin pernah angkat bicara mengenai perdebatan seputar kebebasan berbicara dan hak-hak umat beragama. Dia mengatakan, benturan budaya merupakan masalah eksistensial di negara-negara Barat.

Cilegon dalam

Menanggapi pertanyaan dari jurnalis saat konferensi pers akhir tahun pada hari Kamis (17/12) waktu setempat, Putin mengatakan ada keseimbangan yang baik antara mengekspresikan diri dan menghina perasaan seluruh kelompok orang.

"Di mana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain?" tanya Putin seperti dilansir media Russia Today (RT), Jumat (18/12/2020).

Baca Juga: Mantan Pengawal Putin Ungkap, Bosnya Sangat Takut Mati

"Diketahui bahwa di mana kebebasan seseorang dimulai, kebebasan orang lain harus diakhiri," imbuhnya.

Putin menambahkan bahwa mereka yang "bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif."ik

 

Editor : Redaksi

Berita Terbaru