Aktivis PMII STKIP Sumenep Kembali Desak Bupati Copot Kepala Disdik

SUMENEP (Realita) - Puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STKIP PGRI Sumenep, Madura, Jawa Timur kembali berunjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, Kamis (3/2/2022).

Aksi mereka kali ini sudah yang ke- 3 kalinya. Tuntutan mereka tetap sama, yakni meminta Bupati Sumenep Achmad Fauzi mencopot Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Agus Dwi Saputra, beserta Sekdis hingga Kabidnya.

Baca Juga: Gelar Live Musik di Pasar Bangkal, Upaya Pemkab Sumenep Dongkrak Perekonomian PKL

"Kami minta Bupati segera mencopot Kadisdik beserta "gerbong"-nya," teriak Orator Aksi, Nur Hayat dalam orasinya.

Menurut Hayat, permintaan pencopotan itu bukan tanpa dasar. Menurut kajian mereka, Kepala Disdik beserta "gerbong"-nya itu dinilai tidak memiliki kompetensi di bidang pendidikan.

"Makanya Bupati harus segera mengevaluasi mereka," kata Hayat, menegaskan.

Baca Juga: Usung Tema Keris, Madura Ethnic Carnival Siap Digelar

Apalagi, tambah dia, pengangkatan Agus Dwi Saputra sebagai Kepala Disdik juga diduga melanggar Permendikbud nomor 7 tahun 2017. Di mana dalam aturan itu disebutkan bahwa pengangkatan Kepala Disdik beserta jajaran dibawahnya harus memiliki pengalaman di dunia pendidikan.

"Sementara mereka tidak memiliki pengalaman itu. Jadi kami menilai itu sudah salah penempatan jabatan. Dan Bupati harus segera menyelesaikan persoalan tersebut," ujarnya.

Setelah berorasi cukup lama, para pendemo ditemui oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sumenep, Edi Rasiyadi. Sekda mengatakan, saat ini Bupati sedang tidak masuk kantor karena ada acara di luar kota, sehingga ia yang ditugaskan untuk menemui para pendemo.

Baca Juga: Lestarikan Tradisi, Pemkab Sumenep Gelar Festival Ketupat

"Bupati sudah berkomitmen untuk mengevaluasi semua OPD di lingkungan Pemkab Sumenep. Tidak hanya Dinas Pendidikan saja. Jika kinerjanya tidak bagus pasti diturunkan," kata Sekda di hadapan mahasiswa.

Tak puas dengan jawaban Sekda, para pengunjuk rasa kembali berorasi dan membakar keranda sebagai simbol matinya masa depan pendidikan di Kabupaten Sumenep.haz

Editor : Redaksi

Berita Terbaru