PONOROGO (Realita)- Gelombang unjuk rasa terkait pencemaran lingkungan dari sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican terus terjadi. Usai demo Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Kamis (31/03/2022) kemarin. Kini giliran puluhan Pergerakan Mahasiswa Islam Indinesia (PMII) Cabang Ponorogo yang melakukan aksi serupa di depan Gedung Pemkab Ponorogo, Jumat (01/04/2022).
Dengan membentangkan sejumlah spanduk yang bertuliskan, " Save Mrican #Ponorogo Darurat Sampah","Mosi Tidak Percaya #Ponorogo Darurat Sampah," sekitar 40 mahasiswa melakukan unjuk rasa dengan pengawal ketat petugas.
Baca Juga: 3,5 Tahun Pimpin Ponorogo, Ini Capaian Rilis
Aksi mahasiswa ini pun berlangsung ricuh, setelah masa mahasiswa memaksa merangsek masuk untuk mencari Bupati Sugiri, namun dihalangi petugas Polres Ponorogo yang berjaga. Aksi saling dorong ini berhenti setelah kedua belah pihak sepakat berdamai.
Ketua Cabang PMII Ponorog Agus Mujiranto mengaku aksi PMII ini dipicu mosi tidak percaya atas janji pengelolaan sampah di TPA Mrican yang digaungkan Bupati Giri. Pasalnya, selain tidak dikelola secara baik, air lindi sampah kini mencemari lingkungan di Desa Mrican. Dampaknya, selain membuat tanaman petani setempat mati, sejumlah warga di desa ini menderita penyakit gatal akibat air yang digunakan terkontaminasi lindi TPA.
" TPA Mrican ini sudah 20 tahun beroprasi, tapi masalah sudah bertahun-tahun ini belum juga terselesaikan. Kita berharap pemerintah ponorogo untuk betul-betul menyelesaikan masalah ini," desaknya.
Agus merinci, ada 5 tuntutan yang diusung dalam aksi kali ini. Diantaranya, penambahan mesin pengelola sampah menjadi briket, membuat Instalasi Pengelolaam Air Limbah (IPAL) untuk mengolah air lindi agar tidak mencemari irigasi warga, peninjuan kembali luas lahan TPA, pemilihan sampah secara serius baik sampah organik anorganik dan medis, dan jaminan kesehatan masyarakat terdampak.
Baca Juga: Gantikan Giri 2 Bulan, Pjs Bupati Ponorogo Lanjutkan Program Prioritas
" Jadi sampah yang sudah overload ini mengeluarkan air lindi, dimana air ini mengalir ke irigasi masyarakat. Apalagi musim hujan saat ini bau nya tercium sampai 2 kilometer," ungkapnya.
Sayang kendati 1,5 jam berorasi di depan kantor Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, namun para demonstran tidak berhasil menemui orang nomor satu di Bumi Reyog tersebut.
Para mahasiswa, hanya ditemui Asisten Bupati Bambang Nurcahyo dimana hasil negoisasi disepakati, Bupati Giri akan menemui perwakilan mahasiswa, Sabtu (01/04/2022) esok di Rumah Dinas Bupati (Pringgitan.red).
Baca Juga: Ingatkan Netralitas Jelang Pilkada, Pjs Bupati Ponorogo: ASN Jangan Bikin Kelompok Politik
" Yang terjadi hari ini menjadi catatan penting bagi PMII. Terlepas apapun alasan bupati. Akan kita kawal terus kasus ini sampai tuntas," pungkasnya.
Puluhan masa PMII Ponorogo terlibat aksi saling dorong dengan petugas, lantaran berusaha masuk mencari Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Aksi mahasiswa ini, dilanjutkan ke gedung DPRD Ponorogo. Namun berbeda dengan Pemkab, aksi PMII di gedung dewan ditemui Ketua DPRD Sunarti, dan dua wakil ketua DPRD Anik Suharto dan Dwi Agus Prayitno.znl
Editor : Redaksi