Rocky Gerung Desak Rektor ITK Mundur

JAKARTA- Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti pernyataan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa Purwokartiko yang dianggap rasis saat mewawancarai para mahasiswa yang mengikuti beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Rocky Gerung menilai, pernyataan Budi Santosa Purwokartiko yang menyebut mahasiswi berpenutup kepala atau berhijab ala manusia gurun ngaco.

Baca Juga: Rocky Gerung Berpotensi Menang di Pilgub Sulut

Menurut Rocky Gerung, pengetahuan dan kesadaran diri Budi Santosa Purwokartiko tidak tercermin dalam gelarnya.

"Apalagi ini menyangkut masa depan orang lain yang seharusnya tidak boleh dibocorkan memang, semacam BAP saja kan. Kalau ada problem gimana nanti?" kata Rocky Gerung.

Rocky Gerung mengatakan, sikap Budi Santosa Purwokartiko bisa menyebabkan penipuan bahasa tubuh, di mana mereka yang akan berhadapan untuk wawancara membuka hijab agar mendapatkan poin yang lebih tinggi.

Menurut mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu, Budi Santosa Purwokartiko harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan mengundurkan diri.

"Itu pentingnya beliau itu mempertanggungjawabkan, paling bagus dia mengundurkan diri. Ini juga soal yang paling standar dalam moral kalau sudah melakukan hal yang buruk. Secara etis sudah pasti buruk karena memboncorkan orang yang dia favoritiskan," ujarnya dalam channel  YouTube Rocky Gerung pada Minggu (1 Mei 2022).

Rocky Gerung mengimbau agar kasus ini dijadikan pelajaran oleh para guru besar dan pejabat utama untuk tidak memanfaatkan kekuasaan.

"Ini kan separuh menjilat pada kekuasaan," tuturnya.

Baca Juga: Hasto Puji Rocky Gerung soal 'Bajingan Tolol' dan Ajak Jumhur-Syahganda Jadi Kader PDIP

Pendiri Setara Institute itu menegaskan, LPDP merupakan lembaga yang menguji kemampuan akademik seseorang, bukan busananya.

Cilegon dalam

"Jadi ukurannya adalah soal-soal intelek dan soal-soal keadaan sosial, bukan soal-soal busana yang kemudian dikaitkan dengan agama," ucapnya.

"Itu bahayanya kalau pengetahuan tidak didasarkan pada kematangan batin, hanya didasarkan pada capaian-capaian teknis karena tadi, ijazah itu hanya menunjukkan anda pernah sekolah, bukan anda pernah berpikir," kata Rocky Gerung menambahkan.

Rocky Gerung menuturkan, ada arogansi dalam pernyataan dan sikap Budi Santosa Purwokartiko.

Baca Juga: PDIP Cabut Laporan "Bajingan Tolol", Rocky Gerung: Lebih Baik Telat daripada Dungu

Pasalnya menurut Rocky Gerung, seorang profesor seharusnya benar-benar memahami etis dalam ilmu pengetahuan.

"Kalau dia arogan, dia akan pamer bahwa nih saya berhasil menguji orang dan saya lecehkan yang lain, yang lain saya terima. Itu namanya kompresor karena kompresor itu berisiknya doang, isinya cuma angin. Lain kalau kepala kan isinya mestinya aliran pikiran, ini aliran angin kalau kompresor," ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung mengatakan, kasus Budi Santosa Purwokartiko membuat orang diukur dari kematangan etiknya, bukan kematangan intelektual.

"Kemampuan intelektual itu bisa kita olah dengan fasilitas yang tersedia di kampus, tetapi seseorang yang ada pada kedudukan guru besar, itu artinya master dalam semua hal. Nah dia nggak bisa mastering etiknya dia," tegasnya.

Editor : Redaksi

Berita Terbaru