PONOROGO (Realita)- Gelombang demonstrasi akibat kenaikan BBM oleh pemerintah pusat, juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Ini setelah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ponorogo melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRD Ponorogo.
Aksi yang semula berjalan tertib itu, tiba-tiba menjadi kacau bahkan nyaris ricuh. Ini setelah para demonstran yang berusaha masuk ke dalam gedung terlibat cekcok dengan petugas keamanan yang mengawal jalannya aksi. Melihat situasi semakin tak terkendali Pimpinan dewan pun langsung keluar kandang. Pun dengan Ketua DPRD Ponorogo Sunarto. Bahkan mereka membaur bersama demonstran untuk mendengar aspirasi mereka.
Baca Juga: Antisipasi Korupsi, KPK-DPRD Ponorogo Jalin Sinergitas
Terlihat para wakil rakyat ini duduk beralas aspal bersama para demonstran dibawah teriknya sinar matahari yang menyengat.
"Kita berangkat dari keresahan di masyarakat terkait permasalahan tersebut, dan kita akan memperjuangkan," ujar Kordinator aksi, Ahmad Damar Samlani, Senin (5/9/2022).
Pihaknya meminta DPRD Kabupaten Ponorogo untuk melibatkan mahasiswa dalam perumusan UMR. Menurutnya biaya hidup di Ponorogo saat ini diatas Rp 3 jutaan. Sementara besaran UMR di Ponorogo hanya Rp 1,8 juta.
"Pada kenyataannya upah minum hari ini tidak sampai," ungkapnya.
Baca Juga: Cermati LKPJ Bupati Tahun 2023, DPRD Ponorogo Bentuk Pansus
Ketua DPRD Ponorogo, Sunarto mengapresiasi sikap mahasiswa ini. Ia mengakui mayoritas masyarakat keberatan terhadap kenaikan BBM, terlebih dengan kondisi ekonomi saat ini.
"Mereka bergerak karena rasa kepedulian dan tidak ada tendensi politik apapun," ujarnya.
Pihaknya menambahkan, telah melibatkan mahasiswa dalam perumusan UMR Ponorogo. Ia berharap kepada organisasi mahasiswa bisa lebih serius ketika dilibatkan, tidak hanya soal tuntutan saja.
Baca Juga: Jelang Limitasi LHKPN, 27 Anggota DPRD Ponorogo Belum Laporkan Kekayaan
Ratusan Demonstran PMII melurug kantor DPRD Ponorogo
"Kita libatkan bersama dikaji betul jangan hanya tuntutan, tapi nanti hasilnya kurang maksimal," pungkasnya.adv/znl
Editor : Redaksi