Soal Tanah Gerak Tumpuk Ponorogo, BPBD Jatim Klaim Ini Pemicunya

PONOROGO (Realita)- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mengungkap pemicu bencana tanah gerak yang terjadi di Dukuh Sumber RT 001 RW 001 Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo. 

Dari hasil pengamatan dan observasi di lapangan, BPBD Jatim menduga pemicu awal pergerakan tanah di permukiman warga itu akibat adanya tambang batu tradisional di kawasan perbukitan yang tak jauh dari permukiman warga. 

Baca Juga: Jambore Relawan Penanggulangan Bencana Jawa Timur, Bahas Pentingnya Perlindungan

Aktifitas pengambilan bebatuan di lerang bukit oleh masyarakat ini, membuat aliran sumber air  yang tidak jauh dari lokasi tembang tidak mengalir ke sungai, namun justru masuk ke sela-sela tanah yang sejalur dengan permukiman warga, hingga memicu pergerakan tanah di atas permukiman. Kendati demikian BPBD Jatim mengeklaim hal itu belum menjadi faktor utama pemicu pergerakan tanah yang terjadi ekstrim tersebut. 

" Itu bisa menjadi penyebab, tetapi bukan sebagai penyebab utama," ujar Kelaksa BPBD Jatim Gatot Subroto, Minggu (05/03/2023). 

Gatot mengaku, selain alih fungsi lahan diatas perbukitan, kontur tanah yang gembur, intensitas hujan tinggi juga dapat memicu rekahan tanah. 

" Ada banyak faktor itu terjadi. Tetapi kalau bicara pemicu secara detail itu perlu penelitian menyeluruh dan waktu yang panjang," ungkapnya. 

Baca Juga: Jenguk 36 Pengungsi Tanah Gerak Bekiring, Bupati Ponorogo Siapkan Skema Relokasi

Gatot merekomendasikan, kawasan tersebut tidak lagi digunakan untuk permukiman. Pasalnya, selain pergerakan tanah mencapai 10 hingga 30 centimeter tiap hari, dengan titik rekahan menyebar dan meluas. Kawasan itu dapat longsor sewaktu-waktu. 

Cilegon dalam

" Zona merah. Kita rekomendasikan untuk tidak lagi digunakan untuk permukiman. Karena 37 rumah warga itu kondisinya sudah kritis. Sewaktu-waktu bisa longsor," akunya. 

Saat ini pihaknya telah meminta Institut Teknologi Surabaya ( ITS) untuk melakukan penelitian mendalam dolokasi tanah gerak. Hal ini untuk memastikan pemicu pergerakan tanah dan mitigasi bencana ke depanya. 

Baca Juga: Huntara Terganjal Ijin, 3 Bulan Warga Tumpuk Ponorogo Hidup di Pengungsian

" Kemarin kami komunikasi dengan temen-temen ITS, untuk penelitian lebih detail," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, 37 rumah warga di Dukuh Sumber RT 001 RW 001 Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo porak poranda, setelah tanah dibawahnya retak dan amblas. Akibat kondisi ini sebanyak 139 warga yang mendiami kawasan ini mengungsi ke lokasi yang lebih aman.znl

Editor : Redaksi

Berita Terbaru