CIPALI- Seorang Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bernama Sigit Widodo mendapatkan pengalaman tidak menyenangkan.
Sigit Widodo bercerita melalui twitter miliknya bahwa dirinya baru saja mengalami kejadian kena getok harga dari penjual makanan.
Baca Juga: Terkait Kampanyekan PSI, Jokowi: Enggak Tahu, Saya cuma Diundang dan Minum Teh
Kejadian tersebut terjadi saat dirinya sedang istirahat di Rest Area KM 86A Cipali. Setelah makan disitu, dirinya kaget dengan harga yang disodorkan.
"Buat yang sedang istirahat di Rest Area KM 86A Cipali dan ingin ngirit, saya sarankan jangan makan di sini," ujarnya.
Saat itu dirinya memesan makanan untuk dua porsi terdiri dari nasi ayam dan teh dalam kemasan.
Tak diduga, harga dari dua porsi nasi dan teh tersebut harus ia bayarkan dengan nominal cukup besar yaitu Rp150.000.
"Dua porsi nasi ayam dan teh dalam kemasan harganya Rp155.000 dan penjualnya ngotot dibayar setelah makan," sesalnya.
"Tapi kalau sedang mau beramal saat lebaran, ya boleh aja," tuturnya.
Baca Juga: Kendarai Vespa dan Bawa Merpati, Bacaleg PSI Kota Madiun Daftar ke KPU
Lalu ada yang memberikan komentar kepada Sigit Widodo, mengapa tidak ditanyakan dulu sebelum membeli.
"Pas nanya dijawab, "Makan dulu saja, bayarnya nanti," jawab Sigit.
Curhatan dari Sigit Widodo itu pun sontak mendapatkan berbagai macam respon dari warganet.
"Rest Area emang gitu dari dulu gak berubah, makanya aman bawa bekal dari rumah," ucap akun @BALAK__LONGAN.
Baca Juga: PSI Tuding Ada Lurah Pungli atas Instruksi Anies Baswedan, Wagub Membantah
"Seringkali kebijakan merangkul produk lokal tidak dibarengi dengan pengawasan sehingga mereka menjadi ugal-ugalan. Saya sering kena getok di Rest Area pabrik gula," ujar akun @AB5589RB.
Sebagian komentar tak hanya membela Sigit Widodo, namun juga sebagian menyayangkan curhatan Sigit karena dapat mematikan rezeki pedagang tersebut.
"Buset langsung bunuh RM nya, apa ga mematikan si pedagang? Kalau biasa masuk rest area di momen khusus seperti mudik/lebaran harga selangit hal yg wajar," tutur akun @Dedyugel.kl
Editor : Redaksi