PBB Akui Tak Mampu Lindungi Palestina dari Penjahat Perang Israel

NEW YORK- Direktur UNRWA di Gaza, Thomas White, hari Jumat, (3/11/2023) menyatakan bendera PBB sudah tidak lagi cukup untuk melindungi nyawa warga Palestina yang mencari perlindungan di gedung-gedung PBB.

"Kami bahkan tidak dapat memberikan mereka keamanan di bawah bendera PBB," ujar White mengacu pada hampir 700.000 warga sipil Palestina yang mencari perlindungan di gedung-gedung PBB di Jalur Gaza, termasuk sekolah, seperti yang dilaporkan oleh WAFA pada Jumat, (3/11/2023).

Baca Juga: Serbu Ramallah Besar-besaran, Teroris Israel Bunuh Anak-Anak dan Remaja

Ia mengatakan lebih dari 50 fasilitas PBB rusak akibat pengeboman Israel, termasuk lima yang menjadi sasaran langsung, yang hingga saat ini membunuh 38 orang yang mencari perlindungan di sana.

White mengungkapkan ketakutannya bahwa jumlah ini akan meningkat "secara signifikan," terutama di wilayah utara Jalur Gaza, karena Badan PBB untuk Pengungsi Palestina tersebut memastikan sudah kehilangan kontak dengan banyak pusat perlindungan

Ia juga mencatat 72 staf UNRWA tewas dibunuh Israel sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober.

"Kenyataannya, kami kehilangan kontak dengan banyak tempat perlindungan di bagian utara," ujar White saat menyampaikan kepada perwakilan negara-negara anggota UNRWA mengenai situasi kemanusiaan di sana.

"Ini adalah orang-orang yang mencari perlindungan di bawah bendera PBB, mencari perlindungan di bawah hukum kemanusiaan internasional," dengan tegas ia menekankan, "Mari kita bicara terang benderang, saat ini tidak ada tempat yang aman di Gaza."

Jumlah korban tewas Palestina akibat serangan militer Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza mencapai 9.227 orang, ungkap Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza hari Jumat, (3/11/2023), termasuk 3.826 anak-anak dan 2.405 perempuan, sementara 23.516 orang lainnya terluka.

Baca Juga:  Munafik! Senator AS Tuding Israel Penjahat Perang tapi Aktif Mendanai Zionis

Jumlah korban tewas Palestina akibat serangan militer Israel di Gaza mencapai 9.227 orang, kata Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza hari Jumat, (3/11/2023), termasuk 3.826 anak-anak dan 2.405 perempuan, sementara 23.516 orang lainnya terluka. (Sumber: Anadolu)

Dalam 24 jam terakhir, dua staf UNRWA tewas, sehingga total menjadi 72 staf UNRWA tewas dibunuh Israel sejak 7 Oktober. Sebanyak 690.000 pengungsi Palestina saat ini mencari perlindungan di 149 fasilitas PBB di seluruh Jalur Gaza.

Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan militer Israel yang berkepanjangan di Jalur Gaza kini mencapai 9.227, demikian yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat, (3/11/2023).

"Korban termasuk 3.826 anak-anak dan 2.405 perempuan, sementara 23.516 orang lainnya mengalami luka-luka," ujar juru bicara kementerian, Ashraf al-Qudra, dalam konferensi pers di Kota Gaza, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu, Jumat, (3/11/2023).

Baca Juga: Tentara Teroris Israel Rekam Momen Menghancurkan Rumah-Rumah di Gaza sambil Bersorak Gembira

Dia juga mengungkapkan bahwa masih ada 2.100 orang yang terperangkap di bawah puing-puing di Gaza, termasuk 1.200 anak-anak, selain itu, "Serangan Israel telah menyebabkan tewasnya 136 tenaga medis dan merusak 25 ambulans," kata al-Qudra.

"Enam belas pembantaian telah tercatat dalam beberapa jam terakhir, menelan 196 korban, sehingga total jumlah pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan mencapai 997," katanya.

Ia juga menyoroti bahwa pasukan Israel telah menargetkan lebih dari 102 fasilitas perawatan kesehatan di Gaza sejak tanggal 7 Oktober, meskipun menurut aturan perang, fasilitas semacam itu seharusnya terlindungi dari serangan.

"Sebanyak 16 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer terpaksa ditutup akibat serangan Israel dan kekurangan pasokan bahan bakar," ujarnya.pas

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Ditlantas Polda Banten Awasi Bus Pariwisata

SERANG (Realita ) - Dalam rangka mengantisipasi peristiwa kejadian di Subang Jawa Barat, Ditlantas Polda Banten bersama Dishub Provinsi Banten, Jasa Raharja …