20.057 Warga Dibantai Teroris Israel, Sebagian Besar Anak-Anak dan Wanita,

WASHINGTON- Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melindungi kehidupan warga sipil di Gaza. Hal itu diungkapkan Gedung Putih, ketika pasukan Negeri Yahudi itu melancarkan serangan militer baru di wilayah tersebut.

Pembicaraan tersebut terjadi sehari setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut "pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar secara aman dan tanpa hambatan," meskipun Dewan Keamanan PBB tidak menyerukan gencatan senjata antara Israel dan militan Hamas.

Baca Juga: Setahun Hancurkan Gaza, Teroris Israel Habiskan Duit Rp 412 Triliun

"Presiden menekankan pentingnya melindungi penduduk sipil termasuk mereka yang mendukung operasi bantuan kemanusiaan, dan pentingnya mengizinkan warga sipil untuk pindah dengan aman dari daerah pertempuran yang sedang berlangsung," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, Sabtu (23/12/2023), dilansir AFP.bc

Biden mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada hari sebelumnya bahwa dia melakukan "pembicaraan panjang" dengan Netanyahu, yang dia gambarkan sebagai "percakapan pribadi."

Menanggapi pertanyaan lanjutan, Biden berkata, "Saya tidak meminta gencatan senjata."

Baca Juga: Ribuan Pemukim Ilegal Israel Ambil Alih Masjid lalu Dijadikan Tempat Konser

Pernyataan Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin membahas "tujuan dan tahapan" kampanye militer Israel serta pentingnya menjamin pembebasan semua sandera yang tersisa.

Cilegon dalam

Pada 7 Oktober, militan Hamas melintasi perbatasan Gaza dan menyerang komunitas Israel selatan, menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

Pihak berwenang Israel mengatakan 129 sandera yang ditangkap dalam serangan itu masih berada di Gaza.

Baca Juga: Rusia Jatuhkan Bom Seberat 3,3 Ton ke Ukraina

Israel membalasnya dengan serangan besar-besaran di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 20.057 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Sebulan kemudian terjadi pembebasan 105 sandera, termasuk 80 warga Israel yang dibebaskan dengan imbalan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.bc

Editor : Redaksi

Berita Terbaru