SURABAYA (Realita)- Elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran di Jawa Timur naik signifikan dalam beberapa bulan terakhir terutama jelang Pilpres 2024. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah bergabungnya pemilih Presiden Jokowi yang tinggi di Jawa Timur. Meski begitu, paslon diingatkan untuk mewaspadai pergerakan swing voters.
Hal ini menjadi temuan dalam survei teranyar yang digelar Poltracking Indonesia di Jawa Timur periode 25–31 Januari 2024. Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah sampel sebesar 8000 responden dengan margin of error ±1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca Juga: Tokoh Madura Haji Her Dukung Prabowo-Gibran di Hadapan Gubernur Khofifah, Sosok Ini Jadi Penguat
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda memaparkan elektabilitas Prabowo-Gibran berada di angka 60,1 persen di urutan pertama. Selanjutnya, disusul oleh paslon Ganjar-Mahfud di urutan kedua dengan elektabilitas 17.2 persen. Sedangkan di urutan ketiga terdapat paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin dengan elektabilitas 14.9 persen.
"Dalam simulasi surat suara 3 nama calon presiden dan wakil presiden, Prabowo–Gibran unggul. Sementara sebanyak 7,8 persen responden tidak menjawab," kata Hanta Yuda saat rilis hasil survei secara daring, Selasa (6/2/2024).
Dalam analisanya, Poltracking memotret pergerakan masing-masing elektabilitas pasangan calon dari beberapa kali survei yang digelar di Jawa Timur. Pasangan AMIN sebagai paslon nomor urut 1 sempat turun di Juni 2023. Kemudian perlahan naik di September 2023. Pemicunya adalah faktor Muhaimin yang merupakan Ketua Umum PKB sebagai cawapres.
"Rentang September 2023 ke Januari 2024 tren elektoral relatif stabil dengan sedikit kenaikan yakni 1,3 persen," ujar Hanta Yuda.
Sementara tren pergerakan elektoral Prabowo tinggi sejak Juni 2023. Tingkat keterpilihan itu pun naik dalam rentang September 2023 ke Januari 2024 yakni 19,5 persen. Sebab, Prabowo memastikan diri menggandeng Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Solo.
Baca Juga: Aliansi Advokat Indonesia Bersatu Kawal Kemenangan Prabowo-Gibran
Sedangkan tren Ganjar disebut relatif stabil memimpin sejak Mei 2022 hingga Juni 2023. Namun dominasinya dikejar Prabowo pada September 2023. Tren elektabilitas mantan Gubernur Jateng itu turun meskipun menggandeng Mahfud MD sebagai cawapres.
Dari tren elektabilitas pasangan calon itu, Hanta Yuda memaparkan tren elektabilitas Prabowo-Gibran itu salah satunya karena pemilih di beberapa wilayah bergeser. Misalnya wilayah Mataraman, didapati bergerak ke Prabowo-Gibran. Pun demikian dengan wilayah Pantura dan Arek ditemukan terdapat pergeseran pemilih ke Prabowo-Gibran.
"Pergeseran pemilih di wilayah Algomerasi-Kultural seperti Mataraman, Arek, Pantura dan sebagian Tapal Kuda juga menandakan pergeseran pemilih Joko Widodo 2019 ke pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka," terangnya.
Baca Juga: Pengamat Politik Airlangga: Erosi Demokrasi Indonesia Makin Dalam, Akibat Cawe-cawe Kekuasaan
Survei ini juga memotret bagaimana kemantapan pilihan dari responden. Secara umum, strong voters atau pemilih yang mantap berada di angka 37,8 persen. Sementara swings voters atau basis massa yang masih berpotensi untuk berpindah didapati sekitar 36,9 persen. Adapun undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan 25.3 persen.
Arya Budi, Direktur Riset Poltracking Indonesia memaparkan dari total swing voters tersebut, pemilih di kalangan Prabowo-Gibran masih cukup tinggi. Yakni, sekitar 59,9 persen. Dari angka tersebut, Prabowo-Gibran diingatkan meski angka elektabilitasnya unggul jauh namun perlu waspada pada swing voters.
"Angkanya agak lumayan. Kita tidak tahu dua Minggu setelah survei diambil apakah ada penetrasi yang bisa mengubah dinamika angka elektoral di Jawa Timur," ujar Arya Budi dalam rilis daring yang sama.ys
Editor : Redaksi