PONOROGO (Realita)- Pembangunan Ponorogo dengan melibatkan semua unsur terus dilakukan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Lisdyarita. Pun termasuk dengan menggandeng pengurus Rukun Tetangga (RT) di seluruh Ponorogo.
Hal ini terbukti dalam apel besar pengurus RT, serta pengukuhan pengurus Barisan RT Mengukir Sejarah (Baret Merah) Kabupaten Ponorogo yang dilakukan di Aloon-Aloon Ponorogo, Sabtu (03/08/2024).
Baca Juga: 3,5 Tahun Rilis Pimpin Ponorogo, Ini Capaian UHC Bumi Reog
Tercatat, 21 ribu pengurus RT dari seluruh Ponorogo yang terdiri dari Ketua RT, Bendahara, dan Sekretaris tumpek blek dalam kegiatan yang juga diwarnai senam sehat berhadiah motor dan mobil ini.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, Baret Merah merupakan wadah kordinasi antara pemerintah daerah dengan pengurus RT di tingkat desa. Hal ini sebagai upaya dalam mempercepat pembangunan dan meminimalisir ketidak tepatan data yang diterima pemerintah daerah.
" Jadi RT ini adalah pihak yang paling tahu dengan lingkungannya, garda terdepan di dalam pembangunan daerah. Kita wadahi dengan Baret Merah ini, kita bantuk pengurusnya biar enak berkordinasi untuk membangun Ponorogo ini," ujarnya.
Sugiri mengungkapkan Baret Merah juga adalah upaya memanusiakan pengurus RT. Merekapun nantinya akan dilibatkan dalam pembangunan daerah secara langsung.
" Tidak hanya tugas saja tapi dibebani beberapa PR peradaban yang harus diurus. Seperti kordinasi dlm lingkungan, mitigasi awal, pendataan TKSK awal dalam memetakan kerawanan kemiskinan dan masalah sosial. Kemudian menampung aspirasi dari masyarakat," ungkapnya.
Baca Juga: 3,5 Tahun Pimpin Ponorogo, Ini Capaian Rilis
Ia berharap dengan keterlibatan RT secara langsung dalam pembangunan daerah. Ponorogo akan semakin baik lagi.
" Kita rangkul bersama sehingga yang disebut RT tidak hnya disebut objek pembangunan tapi hari ini bersama-sama berfikir untuk Ponorogo kedepan," harapnya.
Baca Juga: Gantikan Giri 2 Bulan, Pjs Bupati Ponorogo Lanjutkan Program Prioritas
Ini bagian dari entitas RT dimanusiakan. Yang dulu barang kali sudah, tapi lebih kita manusiakan kembali kita libatkan didalam proses pembangunan tidak hanya tugas saja tapi dibebani beberapa PR peradaban yang harus diurus. Seperti kordinasi dlm lingkungan, mitigasi awal, pendataan tksk awal dalam memetakan kerawanan kemiskinan dan masalah sosial. Kemudian menampung aspirasi dari masyarakat. Tidak berdasarkan perspektif politik tapi murni aspirasi yang datang dari bawah. Yang tahu lingkungannya adalah RT. Mka kita rangkul bersama sehingga yang disebut RT tidak hnya disebut objek pembangunan tapi hari ini bersama-sama berfikir untuk Ponorogo kedepan. Total 21 ribu terdiri dari RT, sekretaris dan bendahara. adv/ znl
Editor : Redaksi