Dianiaya Oknum Polisi Gara-gara Cewek, Nakes di Gorontalo Malah Kini Jadi Tersangka

GORONTALO- Seorang tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Paguyaman yang viral gara-gara dianiaya oknum polisi, kini malah jadi tersangka di Polres Boalemo, Gorontalo. 

Meski kasus ini sudah berlangsung pada April 2024 lalu, namun informasi terbaruz sang nakes malah ditetapkan sebagai tersangka. 

Baca Juga: Gegara Salip Mobil Plat Dinas Polri, Driver Online Kena Bogem

Hal itu karena oknum polisi tersebut kembali melaporkan sang nakes di Polres Boalemo.

Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Paguyaman, Zulha JA Pakai dikutip dari Tribun, kemarin.

"Iya benar sudah jadi tersangka, saya juga tadi sudah diberi tahu yang bersangkutan, cuman secara resminya itu kita belum liat," ungkapnya

Zulha juga mengatakan Taufik Nur dan saksi sempat mendapatkan pemanggilan dari pihak Polres Boalemo.

"Kemarin sekitar beberapa hari lalu ada pemanggilan pemeriksaan kepada staf saya," terangnya.

Tak hanya itu Zulha juga menjelaskan pemanggilan terhadap stafnya itu karena Oknum Polisi kembali melaporkan Taufik ke Polres Boalemo.

"Iya dia dilaporkan kembali," tegasnya.

Zulha juga mengatakan stafnya Taufik Nur sampai dengan hari ini masih aktif dan masuk kantor seperti biasanya. 

Diberitakan sebelumya, Taufik Nur, seorang tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Gorontalo, menjadi korban penganiayaan oleh oknum polisi pada Rabu malam (17/4/2024).

Kejadian ini sontak menggemparkan jagat media sosial dan menjadi sorotan publik.

Kronologi penganiayaan bermula saat Taufik tengah tertidur di lantai dua rumah dinas Puskesmas Paguyaman

Sekitar pukul 18.00 WITA, oknum polisi tersebut datang mencari Taufik.

Seorang nakes yang berada di lantai satu kemudian memberitahu bahwa Taufik berada di lantai dua.

Baca Juga: Aditya Hasibuan Ditahan setelah Dilaporkan 4 Bulan lalu, Ini Alasan Polisi

Tanpa basa-basi, oknum polisi tersebut langsung naik ke lantai dua dan menuju kamar Taufik.

Taufik yang tertidur lelap kaget saat tiba-tiba merasakan pukulan di wajahnya.

"Saat kena pukulan, saya tidak melawan karena posisi saya setengah sadar," ujarnya. 

Saat itu, pintu kamar dalam keadaan tertutup dan situasinya gelap.

"Masih setengah sadar, saya dengar dia bilang 'kamu yang sering hubungi pacar saya kan'," ungkap Taufik.

Taufik yang tidak melawan, menerima pukulan bertubi-tubi hingga mengakibatkan patah tulang hidung.

Ia berusaha membela diri dan keluar dari kamar. Saat itu, Taufik hanya menggunakan celana pendek tanpa baju.

Perkelahian antara Taufik dan oknum polisi tersebut berlangsung sengit hingga akhirnya Taufik berhasil mengunci leher sang oknum.

"Dalam posisi terkunci itu, dia masih melawan, saya juga melawan," terangnnya. 

Namun, perlawanan Taufik tak berhenti sampai di situ.

Melihat adanya keributan, seorang nakes lain dari lantai satu naik ke atas dan diminta Taufik untuk mengambilkan tali.

Alih-alih menuruti perintah, nakes tersebut justru turun dan memanggil warga sekitar.

Dengan kedatangan warga, Taufik dan oknum polisi tersebut berhasil dipisahkan.

Taufik kemudian melaporkan kejadian penganiayaan ini ke pihak kepolisian dan melakukan visum.

Diduga motif penganiayaan ini adalah cemburu. Oknum polisi tersebut kesal karena pacarnya yang seorang bidan di Puskesmas Paguyaman sering berkomunikasi dengan Taufik.tri

Editor : Redaksi

Berita Terbaru