JOMBANG (Realita) - Pelajar kelas satu dan dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur belajar dalam kondisi was-was. Apalagi saat musim hujan.
Ini karena dua ruang kelas yang mereka tempati bagian atap rawan ambruk, sehingga terpaksa disangga menggunakan kayu bambu sejak sebulan lalu
Baca Juga: Terdampak Longsor, Rumah Dua lantai di Ponorogo Ambruk
Sembari, menunggu rehab yang diberikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang.
"Yang penting anak-anak aman dulu," kata Sutin, kepala SDN 2 Karangpakis, Selasa (10/12/2024).
Lebih lanjut ia menjelaskan ada 2 ruang kelas yang disangga menggunakan bambu, yaitu ruang kelas 1 dan ruang kelas 2.
Hal ini dilakukan setelah sejumlah titik plafon ambrol. Beruntungnya saat itu siswa tidak sedang berada di sekolah.
"Plafonnya ambrol belum setahun ini," ujarnya.
Ia merinci, kerangka bagian atap ruang kelas itu, kondisinya sudah rapuh, hal itu pun membuat guru dan wali murid semakin khawatir.
"Dari luar pucuk atap juga tampak mengkelung, bahkan genteng di beberapa titik sudah tak ada. Apalagi kondisi di belakang kelas, tampak rusak parah," tuturnya.
Ia menegaskan pada musim hujan, kondisi kelas kian memprihatinkan. Bocor hingga mengakibatkan banjir dalam ruang kelas, pada saat proses pembelajaran sering terjadi.
Meski demikian, ia mengaku telah berkoordinasi dengan siswa, jika terjadi hujan sewaktu-waktu meski tengah proses pembelajaran, siswa akan dipulangkan meski belum waktunya.
"Ya karena tak ingin terjadi sesuatu yang lebih memprihatinkan, kita kemudian mengajak komite sekolah untuk berdiskusi, hingga akhirnya muncul solusi menggunakan bambu untuk sementara menyangga ruang kelas yang atapnya rapuh," katanya.
Ia menyebut untuk sementara ini dua kelas yang paling parah yang disangga. Kelas 2 masih ada sisa plafon, sementara kelas 1 atapnya sudah habis diambil untuk keamanan siswa.
"Upaya bambu pemasangan penyangga dari bambu ini sudah jalan terbaik," ujarnya.
Baca Juga: Hujan dan Angin Kencang, Atap RSUD AM Parikesit Kukar Ambruk
Solusi ini, sambung Sutin merupakan solusi yang paling baik, karena kalau dipindahkan sementara juga tidak ada ruang pengganti.
"Musala sekolah menjadi musala umum yang biasanya digunakan masyarakat umum. Sedangkan perpustakaan tidak cukup luas untuk menampung 30 siswa," tuturnya.
"Kalau lesehan saya tidak tega, bagaimana penilaian wali murid terhadap kami kalau membiarkan anak-anak belajar lesehan," katanya.
Ia pun mengaku telah mencari tenaga kerja untuk melakukan rehab sementara.
"Tapi rehab baru dimulai pada pertengahan desember setelah libur semester. Sehingga pembelajaran siswa tak terganggu," ujarnya.
Untuk rencananya rehab tersebut menggunakan dana talangan karena dana BOS 2024 sudah habis digunakan, sebab bertepatan dengan akhir tahun.
"Ya rencananya diperbaiki, tukangnya bisa di akhir desember kebetulan pas siswa libur, rencananya ya pakai dana talangan dulu, BOSnya sudah habis," tuturnya.
Baca Juga: Panggung Kampanye Ambruk, 6 Politisi Tewas Tertimpa saat Orasi
Kondisi kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Foto: Sarif
Setelah dilakukan upaya pemasangan penyangga bambu, Sutin juga melaporkan itu ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Jombang. Belum dipastikan kapan akan dapat rehab namun sudah dapat respon dari pihak dinas.
"Saya sudah lapor ke pak Jalal (kasi sarpras bidang pembinaan SD). Katanya segera ditindaklanjuti," katanya.
Ia pun mengaku bahwa sebelumnya Sutin juga sudah berulang kali mengajukan rehab. Mulai dari pembenahan dapodik, pengajuan proposal tahun 2023, tahun 2024.
"Kepala sekolah yang lama juga sudah pernah mengajukan, tapi belum dapat sampai sekarang," ujarnya.rif
Editor : Redaksi