Jika Hasto Merilis Video Korupsi, Ray Rangkuti: KPK Bergerak atau Mengabaikan?

JAKARTA (Realita)- Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti merespons pernyataan Juru Bicara PDIP Guntur Romli yang mengungkap Hasto Kristiyanto telah membuat puluhan video terkait dugaan skandal korupsi para pejabat negara.

Ray menilai patut ditunggu seperti apa reaksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) apabila video tersebut benar diungkap oleh sekretaris jenderal partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu.

Baca Juga: Dukung Hasto Bongkar Korupsi Pejabat, MAKI: Buka Saja, Jangan Gertak Sambal!

"Jika akhirnya video itu diungkap oleh Hasto, kita akan lihat seperti apa reaksi KPK. Apakah mereka akan bergerak segera atau mengabaikannya?" kata Ray saat dikonfirmasi, Sabtu (28/12/2024).

Menurut Ray, Hasto sebagai orang yang dekat dengan kekuasaan, setidaknya selama 9 tahun sebelumnya tidak menutup kemungkinan banyak data yang dihimpun.

“Dalam dunia di mana penegakan hukum berkelindan dengan politik, maka bisa saja setiap aktor politik memiliki simpanan kisah aktor politik lainnya,” katanya. 

Baca Juga: KPK Tak Buru-Buru Menahan Hasto

Sebab, kata dia, bukan saja karena untuk saling menjaga, tapi sekaligus untuk saling menyandera.

"Suasana inilah yang terasa dalam satu tahun terakhir dalam penegakan hukum kita. Banyak isu berkembang yang menggambarkan adanya aktor politik disandera secara politik dengan kasus hukum," tambahnya.

Ray menyoroti kasus Hasto syarat dengan nuansa politis meski memiliki sejumlah basis materil. KPK menjadikan hal ini sebagai kasus pertama saat logika hukumnya terlihat belum utuh.

Baca Juga: Siapkan Serangan Balik, Hasto Bikin Puluhan Video untuk Bongkar Korupsi Banyak Pejabat Negara

“Aktor utama belum jua mereka temukan lalu dijerat aktor penyerta. Padahal, jika Hasto dianggap sebagai tokoh yang melindungi HM (Harun Masiku, red), mengapa sejak 1,5 tahun terakhir ini KPK tak jua mampu mengejar HM?” imbuhnya.

“Padahal Hasto bukan lagi bagian dari kekuasaan. Bahkan berhadap-hadapan dengan kekuasaan. Pelaku utama belum tertangkap, tetiba mereka menggasak penyertanya. Tidak terlihat dalam alur logika yang runtut," sambungnya.sin

Editor : Redaksi

Berita Terbaru