Begini Modus Pak Guru Ngaji di Kota Tangerang, Cabuli 19 Anak Laki-Laki dari Tahun 2017 sampai 2024

JAKARTA (Realita)– Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi, mengungkap modus yang digunakan pelaku W (40) dalam kasus kekerasan seksual terhadap 19 anak laki-laki di Ciledug, Kota Tangerang.

Pelaku, yang dikenal sebagai guru mengaji, memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan kepercayaan korban sebelum melakukan aksi bejatnya.

Baca Juga: Mahfud MD Janji Sejahterakan Guru Ngaji di Indonesia

Menurut Kombes Ade Ary, pelaku menggunakan berbagai cara untuk menarik perhatian anak-anak agar mau datang ke rumahnya.

Salah satu metode yang digunakannya adalah menyediakan fasilitas menarik bagi korban, seperti delapan unit ponsel yang bisa digunakan secara gratis, akses hotspot WiFi tanpa biaya, serta makanan dan rokok bagi anak-anak yang menjadi sasarannya.

Kombes Ade Ary memgatakan, pelaku berupaya membangun kedekatan dengan anak-anak melalui berbagai fasilitas yang membuat mereka nyaman dan tertarik untuk datang ke rumahnya.

"Ia memanfaatkan kepercayaan yang diberikan oleh lingkungan sebagai seorang guru mengaji untuk mendekati para korban,” ujar Kombes Ade Ary dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/2/2025).

Baca Juga: Pemkot Beri Beasiswa S1 dan Penguatan Wawasan untuk 200 Guru PAUD-TK se-Kota Surabaya

"Selain itu, setelah melakukan aksi pelecehan, pelaku memberikan imbalan berupa uang dengan jumlah bervariasi, antara Rp20.000 hingga Rp50.000. Hal ini dilakukan untuk membuat korban tetap diam dan tidak melaporkan perbuatannya," sebutnya.

Dari hasil penyelidikan aparat kepolisian, diketahui bahwa pelaku telah melakukan aksi tersebut sejak tahun 2017 hingga 2024.

Selama kurun waktu tersebut, sebanyak 20 anak menjadi korban, dengan 19 di antaranya masih berusia di bawah umur.

Baca Juga: Diduga Tipu Urusan Tanah, Guru Ngaji di Sidoarjo Dituntut 3 Tahun Penjara

“Kami menemukan fakta bahwa pelaku telah melakukan kejahatan ini selama bertahun-tahun tanpa terdeteksi," ujar Kombes Ade Ary.

"Hal ini menunjukkan pentingnya peran orang tua dan masyarakat dalam mengawasi serta menjaga anak-anak agar tidak menjadi korban kekerasan seksual,” lanjutnya.iva

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Pasutri Berboncengan Motor Ditabrak Truk

REMBANG (Realita)- Sampai dengan Sabtu malam (01 Februari 2025), pihak Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Rembang, masih menyelidiki sopir truk yang diduga …