PM Australia Janji ke Presiden Jokowi, Tak Bakal Bikin Senjata Nuklir

SYDNEY - Perdana Menteri (PM) Scott Morrison menelepon Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk meyakinkannya bahwa Australia tidak akan bersenjata nuklir .

Kedua pemimpin itu melakukan kontak telepon setelah Indonesia mengkhawatirkan potensi pecahnya perlombaan senjata di kawasan Indo-Pasifik setelah Australia, Amerika Serikat (AS) dan Inggris membentuk aliansi keamanan AUKUS. Sebagai bagian dari pakta keamanan itu, Canberra akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan Washington dan London.

Baca Juga: Janji Menhub Tol Macet Lebih dari 1 Kilometer Digratiskan, ternyata Cuma PHP

Morrison menelepon Jokowi saat perjalanan ke AS untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden dan pemimpin aliansi Quad lainnya.

Seorang juru bicara PM Morrison mengonfirmasi bahwa kedua pemimpin melakukan panggilan telepon “hangat”.

Baca Juga: Bangun Ibu Kota Baru Pakai APBN, Tak Sesuai Janji Jokowi di Tahun 2019

"Morrison mengatakan Australia akan mempertahankan semua kewajiban kami di bawah perjanjian non-proliferasi nuklir dan kemitraan keamanan AUKUS yang baru akan berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dan keseimbangan strategis di kawasan ini," kata juru bicara tersebut, yang dilansir The Australian, Selasa (21/9/2021).

Morrison dijadwalkan mendarat di New York pada pukul 08.00 Selasa waktu AEST. Dia akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joe Biden, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven, Kanselir Austria Sebastian Kurz, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Puncaknya, dia bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Kedutaan Australia di Washington.

Baca Juga: China Bangun Pangkalan Senjata Nuklir, AS Cemas

“Kunjungan ke Amerika Serikat ini adalah tentang melanjutkan apa yang harus kita lakukan untuk menjaga keamanan warga Australia di dunia yang berubah dengan cepat ini,” kata Morrison.

“Wilayah tempat kita tinggal, Indo-Pasifik, sedang berubah. Ini membawa tantangan, risiko, dan peluang baru bagi Australia, tidak hanya hari ini, tetapi juga bagi anak dan cucu kita,” ujarnya.gua

Editor : Redaksi

Berita Terbaru