JAKARTA- Budayawan Sudjiwo Tedjo menilai Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini sebagai sosok pejabat istana yang hanya berani uring-uringan ke bawahannya.
Luapan emosi Risma ke bawahannya kerap menjadi bahan pemberitaan di sejumlah media massa Tanah Air.
Baca Juga: Belum Pindah ke IKN Meski Air dan Listrik Sudah Ada, Jokowi Kini Pertanyakan Fasilitas Kursi
“Mbok media jangan cuma posting Bu Risma saat marah-marah ke bawahan,” ujar Sudjiwo melalui akun Twitternya, Minggu (3/10/202)
Maka dari itu, ia meminta media massa untuk memberitakan Risma di saat uring-uringan ke Mahfud MD, Luhut Binsar Pandjaitan, hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Andai kata media menyimpan data berisi momen Risma di saat uring-uringan ke sejumlah pejabat istana, ia berharap media segera membeberkannya ke hadapan publik.
“Posting juga dong saat Mensos mantan Walkot Surabaya ini marah-marah ke Pak Jokowi, ke Pak Luhut, Pak Mahfud dll. Siapa tahu ada dan banyak?,” imbuhnya.
Hal ini diperlukan agar publik tidak menilai Risma sebagai pejabat istana yang hanya berani uring-uringan ke bawahannya.
Baca Juga: Luhut Kritik KPK lagi: Kampungan!
Di satu sisi, media juga akan memperlihatkan keberimbangannya jika berani membeberkan momen uring-uringan Risma ke sejumlah pejabat istana.
“Agar tidak terkesan bahwa beliau beraninya cuman sama bawahan. Pers harus adil,” pungkasnya.
Cuitan ini diunggah guna menanggapi luapan emosi Risma kepada petugas Program Keluarga Harapan (PKH) Gorontalo.
Baca Juga: Luhut Yakin Family Office Bisa Tarik Dana dari Luar Negeri Masuk Indonesia, Kok Bisa?
Kejadian ini terjadi di saat pertemuan antara pejabat Kementerian Sosial (Kemensos) dengan pejabat di Gorontalo, Kamis, 30 September 2021.
Perbedaan antara data PKH Gorontalo dengan pernyataan dikemukakan pejabat Kemensos disinyalir menjadi pemicu emosi Risma.
Emosi Risma semakin meledak-ledak setelah dirinya mengetahui adanya dugaan pencoretan penerima PKH dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM).gal
Editor : Redaksi