PONOROGO (Realita)- Kisruh tergesernya posisi Reog Ponorogo oleh Jamu dalam pengajuan ke Unesco oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, hingga berujung aksi unjung rasa yang dilakukan seniman Reog di Ponorogo dan sejumlah wilayah di nusantara, tak lantas membuat Nadim angkat suara. Bahkan pemilik Gojek itu terkesan bungkam hingga kini.
Hal ini pun mengundang keprihatinan dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ponorogo. Bahkan, wakil rakyat Ponorogo menyayangkan sikap bungkam Nadiem yang enggan angkat suara kendati gelombang protes terus terjadi.
Baca Juga: Cermati LKPJ Bupati Tahun 2023, DPRD Ponorogo Bentuk Pansus
Pernyataan ini disampaikan Ketua DPRD Ponorogo Sunarto. Ia mengaku prihatin, ditengah senternya kabar klaim Malaysia yang juga ikut mengajukan kesenian Reog untuk didaftarkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda ( WBTB) ke Unesco, ternyata Medikbudristek belum menominasikan kesenian Reog untuk menjadi prioritas usulan.
"Yang pertama sikap Dewan tentu prihatin. Ternyata Reog belum dinominasikan menjadi prioritas usulan ke Unesco oleh Mendikbud," ujarnya, Senin (13/04/2022).
Baca Juga: Jelang Limitasi LHKPN, 27 Anggota DPRD Ponorogo Belum Laporkan Kekayaan
Kendati demikian, pihaknya memaklumi bila akhirnya Nadiem lebih memilih Jamu ketimbang Reog untuk mendapat pengakuan dunia tahun 2022 ini. Akan tetap ia meminta Mas Menteri (Nadiem Makarim) menyampaikan ke publik alasan dan penjelasan menimilih Jamu ketimbang Reog.
" Kalau ini sudah final saya berharap Mendikbud bisa memberi penjelasan dan alasan kenapa Reog di posisi dua ketimbang Jamu, agar tidak semakin bergolak begini" desaknya.
Baca Juga: H+1 Coblosan Pileg, Ini Prediksi Peta Legislator DPRD Ponorogo
Ia pun berharap masyarakat khususnya Ponorogo, dapat menahan diri dan tidak terbakar emosi, menyikapi lengsernya Reog dari urutan pertama pengusulan WBTB ke Unesco.
" Saya berharap masyarakat Ponorogo bersikap dewasa dan objektif, kita boleh emosi karena belum sesaui harapan dan ekspektasi masyarakat Ponorogo. Tapi kita harus juga menghormati sikap Mendikbud ini, keputusan ini sudah dipikirkan dan ada dasarnya," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi