Tak cuma Burka, Taliban juga Larang Wanita Sekolah, Amerika Marah

WASHINGTON- Amerika Serikat (AS) mengancam akan meningkatkan tekanan pada Taliban jika mereka tak menunjukkan tanda-tanda membatalkan sejumlah keputusannya terkait hak-hak perempuan dewasa dan anak. 

"AS punya sejumlah alat yang dirasa jika Taliban tak membatalkan keputusannya, maka kami akan siap bergerak maju," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price dalam sebuah pengarahan pada Senin (9/5/2022).

Baca Juga: AS Bersedia Berunding 1 Meja bersama Taliban

Dia tidak merinci lebih detail terkait langkah-langkah yang mungkin akan ditempuh pemerintah.

Sebelumnya, pada Sabtu (7/5/2022), Taliban memerintahkan perempuan untuk menutupi wajah mereka di depan umum. Keputusan itu kembali ke kebijakan khas dari aturan garis keras masa lalu mereka. 

Eskalasi pembatasan terhadap perempuan itu pun menyebabkan kemarahan di dalam dan luar negeri. 

Penutup wajah yang ideal di Afghanistan yakni burka biru yang mencakup semua bagian. Itu mengacu pada pakaian yang wajib bagi perempuan di depan umum selama pemerintahan Taliban 1996-2001 sebelumnya.

Komunitas internasional telah menjadikan pendidikan anak perempuan sebagai tuntutan utama untuk pengakuan masa depan pemerintahan Taliban, yang mengambil alih negara itu pada Agustus ketika pasukan asing menarik diri.

Baca Juga: Taliban Memohon ke China Cairkan Dana

Meskipun demikian, Taliban telah membatasi perempuan dewasa dan anak untuk bekerja. Taliban juga membatasi perjalanan mereka kecuali ditemani oleh kerabat dekat laki-laki. Sebagian besar anak perempuan juga dilarang pergi ke sekolah setelah kelas tujuh.

"Kami telah berkonsultasi erat dengan sekutu dan mitra kami. Ada langkah-langkah yang akan terus kami ambil untuk meningkatkan tekanan pada Taliban agar membatalkan beberapa keputusan ini, untuk memenuhi janji yang telah mereka buat," kata Price. 

Bagian penting dari pengaruh yang dipegang oleh Washington atas kelompok itu adalah aset bank sentral Afghanistan yang dibekukan senilai 7 miliar dolar AS. Pemerintah AS mengatakan setengahnya ingin dibebaskan untuk membantu rakyat Afghanistan.

Baca Juga: Undang Investor, Putra Pendiri Taliban Muncul di TV

Amerika Serikat dan negara-negara lain telah memotong bantuan pembangunan dan memberi sanksi pada sistem perbankan sejak kelompok itu mengambil alih. Langkah itu mendorong Afghanistan menuju kehancuran ekonomi.

Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Tom West menyatakan keprihatinan mendalam atas keputusan Sabtu dalam serangkaian tweet. Sementara Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan itu adalah langkah yang tidak masuk akal.

Kebanyakan perempuan di Afghanistan mengenakan jilbab karena alasan agama. Tapi di perkotaan seperti Kabul, banyak banyak perempuan tidak menutupi wajah mereka.ine

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Ada 5 Tersangka Baru gegara Korupsi

  JAKARTA-Kejagung tetapkan lima tersangka baru korupsi timah Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menetapkan …