WASHINGTON- Barack Obama mengecam Israel karena memutus pasokan air dan makanan dari Jalur Gaza, Palestina, yang memicu krisis kemanusiaan.
Meski demikian, mantan Presiden Amerika Serikat tersebut setuju untuk 'melumpuhkan Hamas', meski tetap harus berupaya melindungi warga sipil.
Baca Juga: Pakai Bikini Sambil Merokok, Putri Barack Obama Dibilang Menjijikkan
Dalam pandangan Obama, strategi Israel untuk memutus pasokan air dan listrik dari Gaza dapat menjadi bumerang.
Obama menulis dalam sebuah postingan bahwa dia sepenuhnya mendukung seruan Joe Biden, Presiden AS, yang mendukung Israel setelah serangan Hamas.
Serangan Hamas ke Israel tersebut diperkirakan menewaskan 1.400 orang termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua yang tidak berdaya.
Namun, Obama bertindak lebih jauh dibandingkan presiden saat ini dalam mengutuk beberapa tindakan Israel, berdasarkan alasan moral dan strategis.
Biden telah menyerukan agar Israel mengikuti aturan perang, dan mengatakan pekan lalu bahwa dia 'memperingatkan pemerintah Israel agar tidak dibutakan oleh kemarahan' dalam menanggapi serangan Hamas tersebut.
Ada juga laporan bahwa pemerintah telah mendesak Israel untuk mempertimbangkan potensi invasi darat ke Gaza
Obama secara eksplisit mengkritik keputusan Israel untuk memutus pasokan air dan energi dari Gaza, sebuah kebijakan yang mendapat kecaman dari badan-badan PBB akhir pekan ini.
Pemerintah telah mengumumkan 'pengepungan' dan menteri energi Israel mengatakan mereka tidak akan membuka keran sampai Hamas membebaskan sandera yang disandera pejuang Hamas ke Gaza setelah serangan berani Sabtu, 7 Oktober 2023.
“Ribuan warga Palestina telah tewas dalam pemboman di Gaza, banyak dari mereka adalah anak-anak. Ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka," tulis Obama.
Keputusan pemerintah Israel untuk memutus pasokan makanan, air dan listrik bagi penduduk sipil yang ditawan tidak hanya mengancam memperburuk krisis kemanusiaan yang semakin meningkat; hal ini dapat semakin memperkeras sikap warga Palestina.
"Tindakan Israel juga mengikis dukungan global serta menguntungkan musuh-musuh Israel, dan melemahkan upaya jangka panjang untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan,' kata mantan Presiden AS tersebut.war
Editor : Redaksi