JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim big data yang dia ungkapkan mengenai penundaan Pemilu 2024 tak mengada-ada. Dia membantah tudingan sejumlah pihak yang meragukan validitas data tersebut.
“Ya pasti ada, lah. Masa bohong?” ujar Luhut saat ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Maret 2022.
Baca Juga: Puti Guntur Soekarno Konsisten Bangun Generasi Milenial Berlandaskan Ideologi Bangsa
Dalam sebuah wawancara di media sosial YouTube, Luhut mengklaim memiliki data bahwa wacana penundaan pemilu didukung oleh 110 juta warganet. Klaim yang sama pernah disuarakan oleh Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Muhaimin menyatakan dari 100 juta akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu dan 40 persen menolak.
Luhut menuturkan big data ini didukung oleh teknologi yang sudah berkembang pesat. Namun Luhut tidak menjawab saat diminta membuka lebih lanjut kepada publik.
Dia hanya berujar, berdasarkan data yang dihimpun, dirinya banyak mendapat pertanyaan dan masukan dari masyarakat tentang pelaksanaan pemilihan presiden mendatang. Dia menilai Pemilu 2024 terkesan buru-buru. Luhut pun menyatakan lelah karena harus melawan rekan-rekannya sendiri sesama pendukung Presiden Jokowi.
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Dampingi Presiden Joko Widodo Cek Harga di Pasar Dukuh Kupang
“Kenapa mesti kita buru-buru? Kami capek juga mendengar istilah kadrun lawan kadrun. Kita mau damai. itu saja sebenarnya,” tutur dia.
Di sisi lain, Luhut mengatakan pemerintah sedang disibukkan dengan penanganan pandemi Covid-19. Di tengah kebutuhan anggaran untuk pemulihan ekonomi dan upaya menekan defisit APBN, pemerintah mesti mengeluarkan dana yang besar untuk Pemilu 2024.
“Kenapa duit begitu besar? Itu kan banyak mengenai pilpres mau dihabisin sekarang. Mbok nanti, kita sedang sibuk dengan kenaikan covid. Keadaan masih begini. Itu pertanyaan,” ucap Luhut.
Baca Juga: Wali Kota Eri Dampingi Presiden Jokowi Pantau Harga Pangan di Pasar Soponyono
Klaim Luhut dan Muhaimin soal big data itu diragukan oleh berbagai kalangan.Emo
Editor : Redaksi