SURABAYA(Realita) – Kecintaan terhadap Negara terus dikobarkan ditengah masyarakat. Cucu Presiden Pertama RI, Puti Guntur Soekarno mengingatkan pada masyarakat pentingnya mengembangkan kecintaan terhadap Negara.
Langkah yang dilakukan Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno adalah turun ke masyarakat untuk mensosialisasi 4 pilar MPR RI pada 14 Agustus 2022. Puti secara khusus bertemu dengan warga Genteng, Kota Surabaya untuk lebih mengerti arti kebangsaan. Ia didampingi Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya dengan moderati Staf Ahli Aliyudin.
Baca Juga: Urai Kemacetan, Proyek Jalan Menganti Wiyung - Babatan Unesa Surabaya Ditarget Rampung Desember
Puti mengatakan, empat pilar berbangsa dan bernegara meliputi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, tidak untuk ditawar-tawar lagi.
“Itu harus ditanamkan dan dilaksanakan dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini.
Memahami Pancasila, lanjut Puti Guntur Soekarno, adalah bagian untuk mengetahui latar sejarah kelahiran Pancasila. Kata Pancasila pertama kali termaktub dari dari naskah pidato Bung Karno yang disampaikan dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Pada era itu, dunia sedang terbelah dalam dua blok besar yakni komunis dan kapitalis, kiri dan kanan.
“Lalu dimana posisi Pancasila? Ya tidak ke kiri juga tidak ke kanan, bukan komunis atau kapitalis. Negara kita tidak memonopoli seluruh sektor perekonomian dan alat-alat produksi ala komunis. Juga tidak menyerahkan sepenuhnya sektor perekonomian pada pasar bebas ala kapitalis. Ada pengelolaan oleh negara pada sektor-sektor produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, sekaligus ada pengakuan atas usaha-usaha perekonomian individu,” ujar Puti Guntur Soekarno.
Baca Juga: Komisi C DPRD Surabaya Gelar Rapat Perdana, Ingin PAD Lebih Optimal
Pancasila, menurut perempuan yang juga dosen tamu di Universitas Kokushikan Jepang dengan mata ajar Pancasila ini, memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk bertuhan sesuai keyakinan masing-masing. Namun, dalam kebebasan itu ada tanggungjawab untuk toleransi dan menghargai para pemeluk agama atau kepercayaan yang lainnya.
“Sikap-sikap seperti ini sejatinya sudah berkembang dan menjadi jati diri dari bangsa ini sejak zaman dulu. Karena itu, Bung Karno tidak menyebut dirinya sebagai penemu Pancasila, tetapi penggali Pancasila. Nilai-nilai yang beliau gali dari ‘bumi” Indonesia sendiri,” kata cucu Bung Karno ini.
Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono mengatakan, langkah yang dilakukan Puti Guntur Soekarno turun ke masyarakat merupakan keputusan yang tepat. Menurut dia, Puti sebagai cucu sang Proklamator RI ingin warga memahami secara benar apa itu kebangsaan.
Baca Juga: Tawuran Pelajar Mulai Marak, DPRD Surabaya dan Satpol PP Lakukan Kordinasi
“Saya sangat salut kepada beliau (Mbak Puti) yang tidak lelah untuk turun ke masyarakat mensosialisasikan empat pilah MPR. Ini sangat bagus,” katanya.
Adi ingin, warga Kota Surabaya tidak terpecah-pecah untuk kepentingan bangsa. “Tetap bersatu dan NKRI harga Mati,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto