Sensasi Tersendiri Nikmati Bakso Jumbo di Bawah Barongan

SIDOARJO (Realita)- Menikmati kuliner bakso di warung-warung bakso pada umumnya mungkin sudah biasa. Namun bagaimana rasanya jika menikmati bakso di bawah rerimbunan pohon bambu.

Di Sidoarjo, Jawa Timur, sebuah kedai bakso di bawah rerimbunan pohon bambu atau yang dikenal dengan Bakso Barongan, ramai diserbu penikmat kuliner. Selain rasanya yang menggugah selera, di kedai ini ada sensasi tersendiri saat menyantap bakso jumbo.

Baca Juga: Mengejutkan! Aktor Korea Ini Dianggap Cowok Red Flag oleh Netizen Indonesia

Berlokasi di pinggiran area persawahan dan di bawah rerimbunan pohon bambu, tepatnya di Desa Wonokupang, Kecamatan Balongbendo Sidoarjo, bakso Jumbo milik Hendrik ini tak pernah sepi pengunjung.

Meski harus mengantri untuk bisa menikmati kuliner Bakso jumbo ini, namun kedai bakso Jumbo yang didirikan sejak 5 tahun lalu hingga saat ini tetap dicari pecinta kuliner.

Apalagi menikmatinya pada siang hari di bawah teduhnya pohon bambu dan segarnya udara dari hembusan angin dari area persawanan, membuat makan bakso jumbo dan minuman es kelapa muda di kedai barongan ini lebih terasa sensasinya.

"Saya tiap hari ke sini, enak suasananya di bawah pohon bambu," ujar Dewi, pembeli.

Baca Juga: Megawati Rayakan Ultah ke-76

 

Tidak hanya itu, menurut pembeli lain, Cindy, bakso barongan ini tidak hanya memberikan sensasi segar di bawah kebun bambu, tapi juga memiliki rasa yang nikmat di bagian bakso dan kuanya.

"Ya suka, enak pentol dan kuanya," ujar Cindy.

Baca Juga: Megawati Pidato, Eskspresi Wajah Nadiem dan Retno Marsudi Biasa Saja

Bakso jumbo milik Hendrik ini, diolah dengan bumbu rempah-rempah dan campuran daging sapi asli, membuat bakso jumbo barongan ini memiliki cita rasa yang tidak kalah dengan bakso pada umumnya.

Sementara dari harganya sendiri, cukup ekonomis dan dijangkau oleh siapapun. Mulai dari harga sepuluh ribu rupiah, pembeli bisa menikmati seporsi bakso jumbo. Dalam sehari, kedai ini bisa maraup penjualan bakso Jumbo hingga 500 mangkok.

"Dari bumbu campuran, sehari biasanya habis 500 mangkok," kata Hendrik, pemilik kedai.jh

Editor : Redaksi

Berita Terbaru